Bisnis, JAKARTA — Kalangan bank digital masih mencetak margin bunga bersih atau net interest margin (NIM) yang sangat tinggi di tengah kegelisahan pemerintah terhadap tingginya NIM perbankan dalam negeri. Aturan yang menggodok transpansi bunga kredit bank pun tengah dikebut.
NIM umumnya menjadi penanda bagi kesehatan finansial bagi sektor perbankan atau efektivitas bank dalam mengoptimalkan fungsi intermediasi yang dijalankannya. Dalam banyak kasus, tingginya NIM dianggap menguntungkan karena mencerminkan daya tarik investasi bagi perbankan.
Namun, di balik manfaatnya, terdapat pula dampak negatif yang mungkin muncul, seperti ketidaksetaraan ekonomi dan potensi penghambatan akses masyarakat terhadap pembiayaan.
Baca Juga: