Bisnis, JAKARTA - Berlanjutnya defisit transaksi berjalan menggambarkan tantangan eksternal perekonomian Indonesia masih membayangi. Namun, perbaikan perdagangan luar negeri dan masuknya aliran modal asing menjadi harapan baru bagi stabilitas rupiah.
Kelanjutan defisit transaksi berjalan ini dikhawatirkan akan membuka ruang bagi Bank Indonesia untuk mengerek suku bunga acuan, meski sejumlah ekonom menilai bank sentral masih memilih menahan suku bunga.
Bank Indonesia (BI) mencatat neraca transaksi berjalan (current account) Indonesia pada kuartal III/2023 mencatatkan defisit US$900 juta atau setara dengan 0,2% dari PDB. Defisit itu masih lebih baik dibandingkan dengan kuartal sebelumnya senilai US$2,2 miliar atau 0,6% dari PDB.
Baca juga: Surplus Dagang Susut, Lubang Menganga Defisit Transaksi Berjalan