Masih Cerah, Kredit Mobil dan Motor Naik

Kinerja kredit mobil dan motor masih cerah hingga semester I/2022. Optimisme tersebut diprediksi akan terus berlanjut sampai akhir tahun.

Jaffry Prabu Prakoso

15 Agt 2022 - 11.12
A-
A+
Masih Cerah, Kredit Mobil dan Motor Naik

Pengunjung melintas di samping deretan bursa mobil bekas di Jakarta. Bisnis.com-Felix Jody Kinarwan

JAKARTA - Industri pembiayaan (multifinance/leasing) mencatatkan pertumbuhan kinerja signifikan dari sisi piutang pembiayaan terkait kendaraan pada semester I/2022. Ini mencerminkan fundamental perekonomian nasional dan daya beli masyarakat Indonesia masih terjaga

Ketua Umum Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI) Suwandi Wiratno mengatakan bahwa sepanjang tahun berjalan sebenarnya kredit kendaraan tengah dalam tren bertabur sentimen positif, terutama terdorong peningkatan mobilitas individu maupun pelaku usaha. Hambatannya hanya masalah pasokan kendaraan baru akibat krisis komponen semikonduktor.

"Jadi kami hanya bisa berharap pemerintah dan para pemangku kepentingan bisa menjaga agar beragam krisis yang terjadi di luar negeri itu tidak sampai ke sini, terutama yang bisa membuat lonjakan inflasi dan akhirnya melemahkan daya beli masyarakat," ujarnya kepada Bisnis beberapa waktu lalu.



Pengunjung melintasi deretan mobil bekas yang dipamerkan di Jakarta, Minggu (24/4/2022). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti



Berdasarkan statistik Otoritas Jasa Keuangan (OJK) per Juni 2022, outstanding kredit mobil baru senilai Rp117,97 triliun. Realisasi tersebut tumbuh 5,29 persen (year-to-date/YtD) ketimbang tutup buku 2021.

Sementara itu, outstanding kredit sepeda motor baru senilai Rp65,26 triliun tercatat hanya tumbuh tipis 0,56 persen YtD ketimbang akhir 2021.

Penyebabnya adalah gap pasokan dari pabrikan dengan permintaan konsumen masih begitu jauh, sehingga para pemain leasing harus mengalami penundaan transaksi.

Hal berbeda terlihat dari outstanding kendaraan bekas. Piutang pembiayaan sepeda motor bekas melejit hingga 11,8 persen YtD menjadi Rp19,84 triliun.

Sedangkan piutang pembiayaan mobil bekas terbilang stabil di kisaran Rp55 triliun sejak pertengahan tahun lalu dan hanya naik 1,9 persen YtD dari akhir tahun 2021.

Terakhir untuk segmen produktif, piutang pembiayaan mobil pengangkutan senilai Rp46,31 triliun tercatat tumbuh 9,8 persen YtD dari tahun lalu, bahkan tumbuh lebih dari 15 persen (year-on-year/YoY) ketimbang tengah tahun lalu.

Pertumbuhan pembiayaan mobil pengangkutan tampak seiring dengan moncernya kredit segmen alat berat.

Ini didorong oleh kebutuhan paket armada (fleet) para pelaku usaha di sektor pertambangan, kehutanan, perkebunan, tumbuhnya bisnis logistik, serta pulihnya aktivitas konstruksi. 

Tumbuh Sampai Akhir Tahun

Direktur Riset Center of Reform on Economics (Core) Piter Abdullah memperkirakan pertumbuhan kredit kendaraan bermotor (KKB) akan berlanjut hingga akhir tahun.

Pertumbuhan ekonomi yang mencapai 5,44 persen YoY pada kuartal II/2022 mengkonfirmasi proses pemulihan ekonomi tidak terganggu oleh meningkatnya kasus Covid-19.

Pemerintah tidak melakukan pembatasan mobilitas, di tengah kasus Covid-19 yang meningkat. Artinya, aktivitas dan confidence masyarakat tetap tinggi. Di tengah confidence dan aktivitas yang sudah makin normal ini, konsumsi masyarakat juga tinggi.

“Dengan latar belakang ini apabila mobilitas masyarakat terus tidak terganggu, penjualan kendaraan bermotor akan terus meningkat, demikian juga dengan pembiayaannya atau KKB, dan bisa tumbuh dua digit pada 2022,” kata Piter, Kamis (11/8/2022).

Piter menjelaskan bahwa salah satu peluang yang mempengaruhi pertumbuhan tersebut adalah masih tingginya harga komoditas dan pemulihan ekonomi.

Sementara itu, tantangannya adalah ketidakpastian dan kenaikan harga juga suku bunga. Meskipun harga-harga dan juga suku bunga dipastikan akan naik, pertumbuhan penjualan kendaraan bermotor yang artinya juga kredit KKB akan terus meningkat.



Senada, Senior Faculty Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI) Amin Nurdin berpendapat kenaikan suku bunga belum akan secara langsung meningkatkan suku bunga konsumtif, khususnya KKB.

Tantangan perbankan dalam menyalurkan KKB umumnya terkait dengan pemberian insentif khusus untuk rate dan perpanjangan tenor serta inovasi layanan dengan digital.

“Sehingga bisa menjangkau pasar yang lebih luas tetapi tetap efisien,” kata Amin.

Amin juga berpendapat prospek KKB masih akan bagus pada 2022, seiring dengan akan ada beberapa peluncuran mobil kelas menengah dengan harga terjangkau dan bisa ditawarkan dengan paket promo untuk bunga dan cicilan ringan.

Executive Vice President Secretariat & Corporate Communication BCA Hera F. Haryn mengatakan bahwa secara keseluruhan, total kredit BCA naik 13,8 persen YoY menjadi Rp675,4 triliun. Per Juni 2022, KKB BCA naik 4,8 persen YoY menjadi Rp43,2 triliun, setelah rebound dari tekanan di masa pandemi.

BCA juga mencatat adanya peningkatan permintaan atas KPR dan KKB selama pelaksanaan BCA Expoversary 2022. Jumlah aplikasi kredit di expoversary tahun ini mampu melebihi capaian rata-rata per event di tahun lalu.

“Ke depan, BCA berharap bahwa Covid-19 di Indonesia makin terkendali, aktivitas bisnis stabil sehingga pemulihan ekonomi yang disertai penerapan protokol kesehatan dan berbagai kebijakan strategis dari regulator dan otoritas perbankan,” kata Hera.

 (Reporter: Leo Dwi Jatmiko dan Aziz Rahardyan)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Editor: Jaffry Prabu Prakoso

Anda harus login untuk mengomentari artikel ini

Total 0 Komentar

Kembali ke Atas
BIG MEDIA
Jalan K.H. Mas Mansyur No. 12AKaret Tengsin - Jakarta Pusat 10220
© Copyright 2024, Hak Cipta Dilindungi Undang - Undang.