Melihat 3 Tren Utama Teknologi Kendaraan Komersial

GIIAS 2021 tidak sekadar menampilkan produk terbaru dari para pabrikan, tetapi juga menyajikan gambaran masa depan industri otomotif. Di Konferensi GIIAS 2021, terungkap tiga tren utama teknologi kendaraan komersial.

Fatkhul Maskur

16 Nov 2021 - 18.21
A-
A+
Melihat 3 Tren Utama Teknologi Kendaraan Komersial

GIIAS 2021 di ICE BSD Tangerang. - Foto GIIAS

Bisnis, JAKARTA – GIIAS 2021 tidak sekadar menampilkan produk terbaru dari para pabrikan, tetapi juga menyajikan gambaran masa depan industri otomotif. Di Konferensi GIIAS 2021, terungkap tiga tren utama teknologi kendaraan komersial.

Managing Director Scania Indonesia Ted Gorannson mengatakan sejumlah teknologi kendaraan komersial telah diadopsi di pasar. Akan tetapi, sejumlah hal lain masih penuh tantangan untuk pengembangannya. 

Dia menjelaskan ada tiga tren utama pengembangan teknologi kendaraan di masa depan, yaitu terelektrifikasi, terkoneksi, dan terotomasi. Pengembangan kendaraan elektrik, termasuk yang berkembang pesat baik di Indonesia maupun di belahan dunia lain.

Gorannson menggarisbawahi pentingnya pengembangan sumber energi bersih untuk mendukung penggunaan kendaraan listrik yang masif. Sebab, jika kendaraan listrik masih menggunakan energi yang bersumber dari bahan bakar fosil, maka justru akan menaikkan buangan emisi.

"Kendaraan listrik tidak lebih bersih dari energi yang digunakannya. Untuk memaksimalkan dampak lingkungan dari kendaraan listrik ini, sumber energi harus bergantung pada energi terbarukan," katanya dalam konferensi Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2021, Selasa (16/11/2021).

Di Indonesia, PT Transjakarta milik Pemerintah Provinsi DKI Jakarta telah mengoperasikan bus kota berbasis listrik. Selanjutnya, kendaraan terkoneksi internet yang memungkinkan pengawasan keamanan dan pengaturan efisiensi penggunaan energi.

Scania telah memproduksi lebih dari 500.000 kendaraan komersial terkoneksi internet di seluruh dunia, dengan 2.000 unit diantaranya berada di Indonesia.

Tren ketiga yakni, kendaraan terotomasi. Teknologi kendaraan tanpa awak tersebut akan dibutuhkan di daerah-daerah yang kekurangan supir atau untuk kebutuhan khusus dan berbahaya seperti tambang bawah tanah. Tetapi, sebelum penggunaan yang masif, industri masih dihadapkan pada tantangan serius.

"Contohnya, bagaimana membuat sensor yang mengidentifikasi secara akurat lalu lintas, jalan, dan kondisi cuaca, dengan jutaan skenario yang mungkin terjadi," ujarnya.

Dari sisi regulator, akan menjadi tantangan pula untuk menyertifikasi kendaraan otomasi yang cukup aman untuk dioperasikan di jalanan umum. Sejumlah tantangan yang kompleks tersebut menyebabkan industri masih perlu waktu bertahun-tahun ke depan sebelum penggunaan yang masif dari teknologi ini.

"Tetapi tidak bisa disangkal lagi bahwa ini merupakan teknologi yang segera menjadi standar bagi industri," kata Gorannson. 

Di Indonesia

Perkembangan tren teknologi kendaraan komersial memang sudah tampak. Di samping teknologi penggerak listrik, tren yang berkembang di Indonesia mencakup teknologi diesel yang semakin ramah lingkungan. 

Mesin terbaru J08E adalah bukti dari Hino memiliki pengalaman mendesain commonrail sejak 1995, sekaligus merupakan brand komersial pertama di dunia yang mengimplementasikan sistem commonrail. - Foto Hino

Indonesia telah berkomitmen untuk mengimplementasikan standar emisi Euro4 untuk kendaraan diesel mulai April 2022, dari jadwal semula yang ditetapkan pada April 2022. Pengunduran ini lantaran dampak pandemi Covid-19.

Pabrikan telah menyatakan kesiapannya menyambur regulasi tersebut. "Kami, sebagai produsen kendaraan niaga bermesin diesel sudah mempersiapkan diri sejak 2011, dengan memperkenalkan Isuzu Giga bermesin commonrail," ujar Product Development Division Head PT Astra Isuzu Motor Indonesia (IAMI) Tonton Eko.

Sistem commonrail turut juga menghasilkan emisi gas buang lebih rendah dan ramah lingkungan karena pembakaran lebih sempurna karena pengaturan untuk injeksi, waktu, jumlah dan tekanan dapat diatur membuat emisi jauh lebih rendah. 

“Dalam fase Hino Road to Euro4 saat ini, berbagai pengembangan kendaraan telah kami lakukan sebagai pemain utama bus dan truk di Indonesia. Hal ini untuk memastikan kesiapan implementasi standar emisi Euro4 tahun depan,” kata Masato Uchida, President Director PT Hino Motors Sales Indonesia (HMSI).

Di Indonesia, Hino memperkenalkan teknologi mesin commonrail sejak 2012. Saat ini model truk dan bus Hino bermesin common rail sudah menjadi andalan para pebisnis, seperti Ranger FM 285 JD untuk dump, Ranger FL 245 JN dan FM 350 TH untuk cargo, dan Hino bus RN 285.

Tren teknologi ramah lingkungan juga mengarah pada penggunaan bahan bakar nabati, seperti biodiesel. Ini merupakan bahan bakar terbarukan berbahan baku lemak hewani, maupun nabati berupa metil ester asam lemak (fatty acid methyl ester/ FAME) yang telah lama disebut sebagai pengganti minyak bumi (petroleum diesel).

Inovasi pabrikan telah membuat model kendaraan niaganya bisa meminum bahan bakar nabati (BBN). Hingga pertengan 2021, 5.518 SPBU di Indonesia telah mendistribusikan biodiesel B30. 

Tren kedua berupa digitalisasi dapat dilihat dari inovasi pabrikan menghadirkan sistem manajemen armada, seperti Hino Connect, Isuzu Mimamory, hingga Mitsubishi Fuso Runner Telematics. 

“Hino Connect adalah bukti bagaimana kami meningkatkan pengalaman Anda. Kami berkomitmen bahwa Hino Connect akan selalu ditingkatkan agar berkembang dan menyediakan lebih banyak manfaat untuk para kustomer,” ungkap Masato Uchida, Presiden Direktur HMSI.

Selain kendaraan ramah lingkungan, Indonesia juga mendorong penggunaan kendaraan otonom atau swakemudi. Indonesia telah menerapkan teknologi autonomous vehicle sejak 2017, setidaknya untuk transportasi publik, yakni Kalayang Sky Train di Bandara Soekarno Hatta.

Kereta Melayang atau Automatic People Mover System (APMS) merupakan fasilitas bandara yang dapat digunakan oleh pengguna jasa bandara untuk melakukan perpindahan antarterminal penumpang ataupun dari terminal ke stasiun kereta api bandara. 

Layanan pengangkut penumpang ini menggunakan kereta gerak-roda otomatis (automated people-mover system) yang diproduksi oleh PT LEN Industri dan Woojin Industries asal Korea Selatan.

Di segmen kendaraan niaga truk atau bus, sistem kendaraan otonom masih belum tampak, meski bukan berarti Indonesia ketinggalan dalam hal teknologi ini. Seperti diungkapkan, Gorannson, "Industri masih dihadapkan pada tantangan serius."

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Editor: Fatkhul Maskur

Anda harus login untuk mengomentari artikel ini

Total 0 Komentar

Kembali ke Atas
BIG MEDIA
Jalan K.H. Mas Mansyur No. 12AKaret Tengsin - Jakarta Pusat 10220
© Copyright 2024, Hak Cipta Dilindungi Undang - Undang.