Bisnis, JAKARTA – Beberapa tahun terakhir, gerai ritel stand alone marak berdiri di sekitar permukiman maupun kawasan pendidikan. Tren gerai stand alone atau tidak berada di dalam pusat perbelanjaan dan mal ini semakin marak seusai pandemi. Gerai ritel stand alone ini memudahkan masyarakat mengakses ritel tersebut tanpa harus terlebih dahulu masuk ke dalam pusat perbelanjaan.
Senior Research Advisor Knight Frank Indonesia Syarifah Syaukat berpendapat area sekitar Jakarta saat ini menjadi kantong permukiman baru, yang bahkan tumbuh lebih subur di era pandemi. Peritel, terutama di sektor makanan dan minuman dan juga Fast Moving Consumer Good (FMCG) tentu berupaya mendekati pusat permukiman sebagai konsumennya.
Hal ini berdampak di masa pandemi dimana pembatasan interaksi diberlakukan termasuk dalam operasional mal menjadikan peritel berupaya mencari lokasi yang tidak berdampak langsung dengan pembatasan interaksi diantaranya dengan membuka stand alone retail. Konsep di atas lebih marak di outskirt area dibandingkan dengan wilayah Jakarta. Hal ini mengingat pangsa pasar potensial di luar Jakarta, terkait kantong permukiman.
“Sebut saja salah satu peritel bidang makanan dan minuman dari brand international yang bahkan membuka setidaknya 40 gerai baru (stand alone retail) justru di tengah pandemi. Termasuk juga peritel lokal yang melakukan hal serupa, dengan membuka 25 gerai baru di tengah pandemi,” ujarnya kepada Bisnis, Selasa (14/3/2023).