Memacu Kinerja Ekspor Furnitur 2023 di Tengah Tren Negatif Dunia

Kalangan industri furnitur dalam negeri memproyeksikan adanya penurunan kinerja ekspor mencapai 3 persen pada tahun ini. Namun begitu, pemerintah optimistis ekspor produk tersebut bakal membaik pada 2023.

Rayful Mudassir

11 Nov 2022 - 19.01
A-
A+
Memacu Kinerja Ekspor Furnitur 2023 di Tengah Tren Negatif Dunia

Pekerja sedang mengangkut produk furnitur untuk dikirim ke tempat tujuan. Kalangan industri mebel memproyeksi adanya penurunan kinerja ekspor produk furnitur pada 2022./Bisnis

Bisnis, JAKARTA - Ekspor produk furnitur nasional tahun ini diproyeksi turun 3 persen dibandingkan dengan 2022. Penurunan terjadi sebagai efek domino dari memburuknya perekonomian Amerika Serikat (AS) dan Eropa karena resesi ekonomi. 

Lesunya kinerja ekspor furnitur pada tahun ini tak menyurutkan optimisme pemerintah melihat proyeksi tahun depan. Kementerian Perindustrian membidik pertumbuhan hingga 6 persen mencapai US$3,35 miliar pada 2023 dibandingkan dengan prakiraan kinerja tahun ini.

Direktur Jenderal Industri Agro Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Putu Juli Ardika, pemerintah optimistis menatap kinerja ekspor furnitur tahun depan dengan menyusun sejumlah strategi. 

BACA JUGA: Berkat Rusia, Indonesia Kebanjiran Order Furnitur dari Uni Eropa 

Meski perekonomian negara barat seperti Amerika Serikat dan Eropa masih menantang pada tahun depan, sejumlah kawasan lainnya dianggap dapat menjadi target ekspor selanjutnya. Pemerintah menangkap adanya peluang pengiriman produk ke negara Timur Tengah, Asia Tenggara, serta India.

Putu Juli menuturkan sepanjang November ini, kementerian telah melakukan penjajakan ke beberapa pasar potensial ekspor tersebut. 

"Sekarang, bagaimana caranya memindahkan pasar ke kawasan tersebut sembari menunggu situasi di negara tujuan ekspor tradisional membaik. Mudah-mudahan bulan ini kami jajaki pasarnya," katanya. 

Dari sisi suplai, industri furnitur di Tanah Air dinilai sudah siap untuk mengiringi upaya tersebut karena keberlimpahan sumber daya alam. Termasuk untuk melakukan diversifikasi produk. Bahkan, ekspor produk furnitur Indonesia pada 2025 ditargetkan mencapai US$5 miliar per tahun.


LESU

Perlambatan ekonomi di kawasan menjadi pukulan keras bagi sektor furnitur dalam negeri. Pasalnya, Negeri Paman Sam menjadi salah satu pasar ekspor utama furnitur RI dengan nila mencapai US$1,36 miliar atau setara Rp20,40 triliun pada 2021. 

Kontribusi itu setara dengan 54 persen dari total pangsa pasar furnitur Indonesia. Selebihnya, mayoritas produk furnitur RI diekspor ke Eropa. Beberapa di antaranya Belanda senilai US$125,17 juta (5 persen), Jerman US$96,51 juta (3,8 persen).

Kemudian diikuti Belgia US$89,91 juta (3,6 persen), Inggris US$77,63 juta (3,1 persen), Prancis US$60,62 juta (2,4 persen), dan Spanyol US$30,18 juta (1,2 persen). 

Secara total, nilai ekspor produk furnitur Indonesia pada 2021 mencapai US$3,47 miliar atau naik sebesar 27,23 persen secara tahunan (year-on-year/yoy). Angka tersebut merupakan pertumbuhan tertinggi selama 10 tahun terakhir. 

Capaian tahun lalu nyatanya sulit dilanjutkan pada tahun lalu. Resesi ekonomi global yang melanda dalam beberapa bulan terakhir membuat permintaan produk tersebut melemah. Kalangan industri menaksir ekspor produk furnitur buatan lokal diperkirakan hanya US$3,17 miliar atau turun 3 persen. 

Ketua Presidium Himpunan Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia (HIMKI) Abdul Sobur mengatakan negara-negara importir utama produk furnitur Tanah Air tersebut di atas melakukan pembatalan pemesanan barang sejak Juli 2022.

"Ordernya berhenti. Itu terbaca sejak bulan Juli 2022, sehingga mau tidak mau pertumbuhan ekspor mengalami penurunan," ujar Sobur ketika ditemui di sela acara Simposium Nasional Grand Strategy Plan Industri Mebel dan Kerajinan Nasional 2022 - 2025.

Pada kuartal III/2022, HIMKI bahkan memperkirakan ekspor mebel dan kerajinan anjlok hingga 20 persen yoy dengan nilai hanya US$754 juta dibandingkan dengan periode sama tahun lalu. Begitupun pada kuartal diperkirakan kembali turun dengan nilai hanya US$662 juta, turun 12,21 persen secara kuartalan (q-t-q). (Rahmad Fauzan)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Editor: Rayful Mudassir

Anda harus login untuk mengomentari artikel ini

Total 0 Komentar

Kembali ke Atas
BIG MEDIA
Jalan K.H. Mas Mansyur No. 12AKaret Tengsin - Jakarta Pusat 10220
© Copyright 2024, Hak Cipta Dilindungi Undang - Undang.