Memaksimalkan Simpul Logistik Perikanan di Pelabuhan Krakatau

Krakatau International Port merupakan pelabuhan pangan terbesar di Asean serta dry port kontainer yang terintegrasi. Keberadaannya perlu dioptimalkan sebagai simpul logistik perikanan.

Fatkhul Maskur
20 Agt 2021 - 18.44
A-
A+
Memaksimalkan Simpul Logistik Perikanan di Pelabuhan Krakatau

Krakatau International Port (KIP) merupakan rebranding dari entitas bernama PT Krakatau Bandar Samudera. /KIP

Bisnis, JAKARTA - Krakatau International Port merupakan pelabuhan pangan terbesar di Asean serta dry port kontainer yang terintegrasi. Keberadaannya perlu dioptimalkan sebagai simpul logistik perikanan.

Krakatau International Port merupakan pelabuhan curah makanan dan padi-padian terbesar di kawasan Asean, dengan kapasitas terpasang mencapai 25 juta ton per tahun yang terintegrasi dengan fasilitas logistik. 

Selain itu, pelabuhan ini juga merupakan dry port kontainer produk manufaktur, kemasan, makanan olahan dengan sistem yang sudah terintegrasi dari layanan upstream hingga downstream sehingga mampu menampung dan memfasilitasi ekosistem pendaratan logistik, hingga penyimpanan dan kegiatan distribusi.

Pelabuhan dengan panjang 3,5 km tersebut memiliki 17 dermaga yang juga dilengkapi conveyor, gantry grab ship unloader, hingga gudang terintegrasi. 

PT Krakatau Bandar Samudera (KBS), sebagai pengelola Krakatau International Port, memplot Dermaga 4 menjadi kawasan pelayanan cold storage, yang salah satunya untuk menyimpan ikan hasil tangkapan maupun budidaya dalam kawasan pusat logistik berikat untuk distribusi dalam negeri maupun kegiatan ekspor dan ekspor.

Dermaga 4 dipilih sebagai lokasi layanan perikanan, sebab lokasinya strategis, memiliki jalur kereta api, dekat dengan jalan tol, pusat logistik berikat dan depo, serta dryport. Kedalaman perairan Dermaga 4 juga memadai untuk berlabuhnya kapal ukuran besar, yakni mencapai 8 meter.

"Bagus untuk mendukung produktivitas perikanan tangkap ini. Harus kita maksimalkan," ujar Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono saat meninjau Krakatau International Port, Kamis (19/8/2021).

Ia didampingi sejumlah pejabat Eselon I Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP). Mereka diterima disambut langsung oleh Direktur Utama PT Krakatau Bandar Samudera (KBS) Akbar Djohan. PT KBS yang merupakan anak perusahaan BUMN Krakatau Steel.

"Harapannya bisa menjadi simpul logistik produk curah dan olahannya untuk kebutuhan di Pulau Jawa," ujar Direktur Utama PT Krakatau Bandar Samudera Akbar Djohan.

Di Krakatau International Port itu perlu dikembangkan sistem rantai dingin (cold chain), lantaran teknik pengawetan produk perikanan akan menjadi lebih baik dan dapat meningkatkan daya saing transportasi.

Dari sisi manfaat, sistem rantai dingin akan berkontribusi pada peningkatan penerimaan negara bukan pajak (PNBP) bagi negara, peningkatan volume perikanan tangkap dan budidaya dalam negeri, serta mendorong peningkatan kesejahteraan nelayan lantaran hasil produksinya terserap lebih stabil.

Di samping itu, jangkauan kargo yang dibawa menjadi lebih luas sebab KIP berada di jalur pelayaran Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI) 1 dan penghubung jalur pelayaran Selat Malaka serta lintas tol laut yang selama ini ramai dilintasi kapal-kapal kargo dari dalam maupun luar negeri. 

Krakatau International Port juga aktif mencari mitra bisnis termasuk dengan skema  KPBU untuk pengembangan bisnis transhipment, perawatan kapal (MRO), unit pengolahan ikan bahkan sampai bursa ikan.

Krakatau International Port (KIP) memang layak menjadi salah satu simpul logistik perikanan di Indonesia. Sebab lokasi, kapasitas dan fasilitas yang ada di pelabuhan tersebut sangat mendukung. 

Tentu saja, tinggal pemanfaatannya yang perlu dimaksimalkan. 

 

Sentra Perikanan di Selat Sunda

CEO KIP M Akbar Djohan mengatakan perusahaan siap membangun infrastruktur pengelolaan rantai pasok pendingin di Cilegon. Ini untuk mendukung program pemerintah meningkatkan penerimaan negara bukan pajak (PNBP) dari subsektor perikanan tangkap.

Fasilitas ini akan mendukung infrastruktur proses untuk perikanan seperti mesin pembeku, pengepakan (packaging) dan penyimpanan (cold storage) sehingga diharapkan Sentra Kelautan dan Perikanan Terpadu (SKPT) segera terealisasi di Selat Sunda. 

Menurutnya, potensi market SKPT sangat besar di Selat Sunda sehingga KIP akan menangkap ini sebagai ceruk bisnis yang baru. Sesuai data vessel trafic system (VTS), 53.000 kapal melintas selat sunda per tahun, di antara kapal nelayan di atas 30 GT merupakan porsi gemuk.

"Ini potensi yang sangat baik untuk kita tangkap."

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Editor: Fatkhul Maskur

Anda harus login untuk mengomentari artikel ini

Total 0 Komentar

Kembali ke Atas
BIG MEDIA
Jalan K.H. Mas Mansyur No. 12AKaret Tengsin - Jakarta Pusat 10220
© Copyright 2024, Hak Cipta Dilindungi Undang - Undang.