Bisnis, JAKARTA — Guna mencapai target net zero emission pada 2060 sekaligus mengejar bauran energi baru terbarukan (EBT) sebesar 23 persen pada 2025, PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) terus berupaya melakukan berbagai cara, salah satunya dengan mengurangi penggunaan bahan bakar minyak melalui program dedieselisasi.
Program konversi pembangkit listrik tenaga diesel (PLTD) atau dedieselisasi tersebut dilakukan dengan cara mengonversi PLTD ke pembangkit energi bersih seperti pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) dan pembangkit listrik tenaga baterai (battery energy storage system/BESS).
Langkah itu sekaligus untuk memangkas beban operasional PLN yang makin lebar akibat kenaikan harga minyak mentah dunia pada tahun ini. Dalam hitungan perusahaan setrum pelat merah itu, setiap kenaikan US$1 per barel harga minyak mentah dunia, akan berdampak pada kenaikan biaya operasional pembangkit sebesar US$500.
Baca juga: Daftar Lengkap 5 Golongan Tarif Listrik yang Naik Juli 2022