Bisnis, JAKARTA - Kebijakan penghiliran untuk menciptakan nilai tambah bagi ekonomi nasional melahirkan risiko baru, yakni terbatasnya investasi dan rapuhnya struktur PDB karena ekspor yang dipengaruhi oleh harga komoditas.
United Nations Conference on Trade and Development (UNCTAD) dalam Trade Development Report 2023 mencatat, aksi Indonesia yang menggeser pola pertumbuhan ekonomi dari sebelumnya permintaan swasta ke sektor yang lebih berorientasi ekspor, memang mampu memacu PDB cukup solid.
Hal ini difasilitasi oleh lonjakan komoditas baru-baru ini, termasuk nikel. Pertumbuhan yang kuat tahun ini diperkirakan akan berlanjut hingga tahun 2024.
"Pemerintah telah mengurangi pinjaman bersihnya sejak 2020 dan klaim bersihnya atas pendapatan kini menyerap permintaan agregat dibandingkan memberikan kontribusi terhadapnya. Investasi dan penciptaan lapangan kerja juga melambat, suatu tanda yang mengkhawatirkan bagi perekonomian yang sedang mulai mengalami pertumbuhan didorong oleh komoditas," ungkap laporan tersebut, dikutip Senin (16/10/2023).