Bisnis, JAKARTA – Ekonomi hijau sebagai model pembangunan menawarkan gagasan untuk menyinergikan pertumbuhan ekonomi dengan peningkatan kualitas lingkungan. Dalam jangka panjang, ekonomi hijau menjanjikan keuntungan lebih besar. Meski demikian, di tahap awal atau pada periode transisi diperlukan biaya atau cost yang tidak sedikit.
Ibarat buah yang masih mengkal, ekonomi hijau di Indonesia masih dalam tahap transisi dan harus diperam agar matang dan menghasilkan manfaat. Jika semua berjalan baik, ekonomi hijau ini dapat mendorong munculnya peluang kerja baru (green jobs) juga peluang investasi baru (green investment).
Seperti disampaikan Lukita Tuwo, Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian di era Menko Sofyan Djalil, pertumbuhan ekonomi hijau adalah suatu pendekatan untuk mencapai sejumlah tujuan secara serentak. Dengan begitu, Indonesia dapat lebih dekat dengan pembangunan berkelanjutan yang sesungguhnya.
“Hal ini dirancang untuk mewujudkan peningkatan PDB dan standar hidup yang berkelanjutan dan terdistribusi secara adil, sementara pada saat yang sama, membatasi polusi, membangun infrastruktur yang bersih dan tangguh, menggunakan sumberdaya dengan lebih efisien, dan menilai aset alam yang sering tidak dihitung nilai ekonominya meskipun telah mendukung keberhasilan ekonomi selama berabad-abad yang akhirnya menentukan kesejahteraan manusia,” ujarnya.