Memilih Longgar di Tengah Pengetatan Moneter Global

Kebijakan suku bunga BI tidak mengacu pada kenaikan suku bunga the Fed (Federal fund rate), tetapi kondisi domestik, terutama inflasi dan pertumbuhan ekonomi.

Nindya Aldila & Maria Elena

17 Des 2021 - 04.38
A-
A+
Memilih Longgar di Tengah Pengetatan Moneter Global

Karyawan keluar dari pintu salah satu gedung Bank Indonesia di Jakarta, Senin, (20/1/2020). Bisnis/Abdullah Azzam

Bisnis, JAKARTA – Meskipun bank sentral Amerika Serikat Federal Reserve makin agresif mengetatkan kebijakan moneter, Bank Indonesia tetap mempertahankan kebijakan longgar hingga kondisi ekonomi domestik membutuhkan pengetatan.

Gubernur BI Perry Warjiyo menegaskan kebijakan suku bunga BI tidak mengacu pada kenaikan suku bunga the Fed (Federal fund rate), tetapi kondisi domestik, terutama inflasi dan pertumbuhan ekonomi.

BI melihat inflasi Indonesia saat ini masih rendah. Demikian pula tahun depan yang diperkirakan bergerak di rentang 2 persen hingga 4 persen. Perry mengatakan suku bunga rendah masih diperlukan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi.

“BI akan menempuh kebijakan suku bunga rendah 3,5 persen sampai ada tanda-tanda awal kenaikan inflasi,” katanya seusai Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI yang berlangsung sejak 15 Desember, Kamis (16/12/2021).

The Fed meningkatkan kecepatan tapering dengan mengurangi pembelian Treasury dan sekuritas berbasis kredit perumahan US$30 miliar per bulan, dua kali lipat dari semula US$15 miliar per bulan. Langkah itu diperkirakan dieksekusi awal 2022, bukan pertengahan 2022 seperti rencana awal.

Tapering yang lebih agresif itu akan diikuti oleh kenaikan suku bunga acuan yang lebih dini dari perkiraan. Para pejabat the Fed memperkirakan kenaikan tiga perempat poin tahun depan –lebih cepat dari rencana awal 2023-- setelah menahan suku bunga mendekati nol sejak Maret 2020.

“Perkembangan ekonomi dan perubahan prospek memerlukan evolusi kebijakan moneter ini. Ekonomi telah membuat kemajuan pesat menuju ketenagakerjaan kerja maksimum," ujar Ketua The Fed Jerome Powell dalam konferensi pers seusai Federal Open Market Committee Meeting, dikutip Bisnis.com dari Bloomberg, Kamis (16/12/2021).

Kebijakan the Fed yang lebih hawkish itu diumumkan di tengah tekanan kenaikan inflasi meskipun varian baru omicron menghadapkan perekonomian AS dengan berbagai tantangan.  

Deputi Gubernur BI Dody Budi Waluyo mengatakan BI tidak harus menaikkan suku bunga jika pasar keuangan bergejolak akibat kebijakan the Fed. Bank sentral dapat merespons dengan strategi triple intervention di pasar spot, pasar domestic non deliverable forward (DNDF), dan pembelian surat berharga negara (SBN) di pasar sekunder.

“Ini bisa mengatasi dampak volaitilitas di pasar akibat normalisasi kebijakan moneter, baik dari sisi aliran modal maupun nilai tukar,” ujarnya.

RDG BI bulan ini memutuskan mempertahankan BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) tetap 3,5 persen. Suku bunga deposit facility dan suku bunga lending facility pun tetap 2,75 persen dan 4,25 persen.

Kepala Ekonom Bahana Sekuritas Putera Satria Sambijantoro memperkirakan suku bunga BI tidak akan berubah sepanjang 2022 meskipun ada kenaikan suku bunga yang agresif di AS.

Jika inflasi Indonesia tetap rendah di kisaran 1,5 persen hingga 2 persen, Satria melihat kemungkinan BI akan tetap melonggarkan kebijakan moneternya dan bergabung dengan People's Bank of China (PBOC) yang sudah lebih dulu melawan arus pengetatan global.

“Jika inflasi melampaui target BI tahun depan, pengetatan kemungkinan akan datang melalui instrumen manajemen makroprudensial dan likuiditas,” katanya.

Di pihak lain, ekonom Bank Mandiri Faisal Rachman berpendapat BI akan menaikkan suku bunga acuan mulai semester I/2022 untuk menjaga stabilitas di tengah kenaikan FFR dan inflasi di dalam negeri. BI diprediksi akan menaikkan BI-7 Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebanyak tiga kali sebesar 75 basis poin tahun depan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Editor: Sri Mas Sari

Anda harus login untuk mengomentari artikel ini

Total 0 Komentar

Kembali ke Atas
BIG MEDIA
Jalan K.H. Mas Mansyur No. 12AKaret Tengsin - Jakarta Pusat 10220
© Copyright 2024, Hak Cipta Dilindungi Undang - Undang.