Memperkuat Pertahanan PLN Sebagai Tulang Punggung Transisi Energi

Untuk mewujudkan rencana transisi energi di sektor ketenagalistrikan bukanlah perkara mudah, terutama dari sisi investasi. Berdasarkan hitung-hitungan PLN, setidaknya dibutuhkan biaya sekitar US$157 miliar atau Rp2.464,11 triliun untuk mengimbangi rencana adopsi pembangkit listrik hijau hingga 2040.

Stepanus I Nyoman A. Wahyudi

6 Mar 2024 - 20.18
A-
A+
Memperkuat Pertahanan PLN Sebagai Tulang Punggung Transisi Energi

Petugas PLN tengah memastikan kelayakan Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) sebelum infrastruktur dioperasikan. Dok PLN

Bisnis, JAKARTA — PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) berpotensi besar menjadi tulang punggung transisi energi Indonesia, sejalan dengan masih sangat banyaknya penggunaan energi fosil terutama batu bara untuk energi primer pembangkit listrik di Tanah Air.

Dengan persentase penggunaan batu bara sebagai energi primer pembangkit yang mencapai 45%, PLN memegang peranan sangat strategis untuk bisa mendorong transisi energi baru terbarukan (EBT) menuju nol emisi karbon (net zero emission/NZE).

Berkaca pada rencana usaha penyediaan tenaga listrik (RUPTL) PLN 2021—2030, sebanyak 20,9 gigawatt (GW) atau 52% dari  rencana pengembangan pembangkit listrik perseroan yang mencapai 40,6 GW, berasal dari EBT. 

Tak hanya itu, PLN juga tengah menyusun perencanaan baru yang akan berlaku sampai dengan 2040. PLN setidaknya mengincar penambahan porsi pembangkit listrik EBT mencapai 80 GW, dengan komposisi 60 GW berbasis EBT dan 20 GW berbasis gas.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Editor: Ibeth Nurbaiti
Anda belum memiliki akses untuk melihat konten

Untuk melanjutkannya, silahkan Login Di Sini

Kembali ke Atas
BIG MEDIA
Jalan K.H. Mas Mansyur No. 12AKaret Tengsin - Jakarta Pusat 10220
© Copyright 2024, Hak Cipta Dilindungi Undang - Undang.