Bisnis, JAKARTA - Perhelatan tahunan paling penting tentang perubahan iklim COP27 di Mesir akan segera dimulai. Kegagalan pada tahun lalu tidak lagi boleh terulang. Sudah saatnya negara kaya yang menjadi penyumbang emisi terbesar membicarakan pertanggungjawaban terhadap bencana akibat krisis lingkungan.
Di tengah kondisi perekonomian dunia yang dilanda kenaikan harga komoditas, bencana alam ikut menambah kesengsaraan rakyat miskin di banyak negara. Banjir di Pakistan, kekeringan di Eropa dan India, hingga Badai Ian di Florida kembali menjadi pengingat bahwa dunia internasional harus meningkatkan program perubahan iklimnya, termasuk terkait pendanaan.
Pada kenyataannya, dunia masih jauh dari target Perjanjian Paris untuk mengurangi pemanasan global 1,5 derajat celsius. Sementara itu, pertemuan COP26 di Glasgow, Inggris pada 2021 justru menghasilkan kebuntuan karena negara kaya enggan berkomitmen untuk menanggung biaya terhadap apa yang telah disepakati dalam perjanjian tahun 2015 itu.
Baca juga: Belenggu Ego Ciptakan Kemunduran Target Iklim Dunia