Bisnis, JAKARTA — Konflik yang terjadi antara Rusia dan Ukraina dapat merambat ke berbagai aspek perekonomian Indonesia. Pada akhirnya, hal ini dapat berujung pada risiko meningkatnya kehati-hatian pelaku usaha dalam ekspansi dan berkurangnya gairah permintaan kredit baru.
Direktur Riset Center of Reform on Economics (CORE) Piter Abdullah mengatakan jika konflik Rusia dengan Ukraina tidak meluas dan cepat reda, dampaknya terhadap perekonomian akan minimal, sehingga penyaluran kredit perbankan tetap dapat berjalan normal.
“Tetapi kalau konflik terus melebar, bahkan memicu Perang Dunia ke-3, perekonomian global akan terganggu dan pada gilirannya berdampak negatif terhadap perekonomian domestik. Penyaluran kredit perbankan akan tertahan. Walaupun saya perkirakan masih akan tumbuh positif,” kata Piter, Senin (28/2).
Adapun secara sektoral, menurutnya, yang masih kurang aman untuk disalurkan kredit, bahkan sebelum peperangan terjadi, adalah sektor pariwisata dan transportasi. Sementara itu, sektor yang masih prospektif adalah makanan dan minuman, teknologi informasi, perdagangan, manufaktur, dan farmasi.