Menakar Efektivitas Proyek Prioritas Palapa Ring Integrasi

Untuk mendorong perusahaan telekomunikasi menggunakan Palapa Ring eksisting, sebaiknya disertai dengan keringanan pajak yang tertuang dalam sebuah regulasi.

Leo Dwi Jatmiko

2 Jan 2022 - 17.00
A-
A+
Menakar Efektivitas Proyek Prioritas Palapa Ring Integrasi

Pekerja melakukan proses bongkar muat kabel serat optik proyek Palapa Ring Paket Timur di Depo PT. Communication Cable Systems Indonesia (CCSI), Cilegon, Banten, Selasa (5/6/2018)./JIBI-Felix Jody Kinarwan

Bisnis, JAKARTA — Alih-alih membangun Palapa Ring Integrasi, upaya peningkatan ketersewaan paket-paket SKKL milik negara dinilai akan lebih efektif jika dilakukan melalui insentif keringanan pajak atau biaya hak penggunaan (BHP) dan universal service obligation (USO).

Ketua Umum Asosiasi Penyelenggara Jaringan Telekomunikasi (Apjatel) Jerry Siregar mengatakan salah satu tantangan dalam untuk masuk ke Palapa Ring adalah kondisi pasar yang belum matang. 

Permintaan layanan di daerah-daerah yang terhubung dengan jaringan Palapa Ring belum besar sehingga berisiko untuk investasi.  

Untuk mendorong perusahaan telekomunikasi menggunakan Palapa Ring eksisting, sebaiknya disertai dengan keringanan pajak yang tertuang dalam sebuah regulasi.

“Karena belum terdapatnya occupancy market place yang profitable ketika investasi dikeluarkan,” kata Jerry, akhir pekan. 

Selain itu, hal lain yang dibutuhkan untuk meningkatkan utilisasi adalah kesamaan visi pemerintah daerah dalam pengembangan wilayahnya agar tercipta daerah ekonomi baru. 

Misalnya, melalui peningkatan area atau potensi wisata dan UMKM sehingga berdampak terhadap perhatian pebisnis lainya untuk investasi. 

Rute Palapa Ring Integrasi/dok. Kemenkominfo

Untuk diketahui, pemerintah berencana memperkuat infrastruktur digital dengan membangun jaringan tulang punggung Palapa Ring Integrasi pada 2022. 

Sistem komunikasi kabel laut (SKKL) tersebut diharapkan dapat meningkatkan utilisasi dari Palapa Ring yang sudah ada saat ini. Sejak 2019, pemerintah telah mengoperasikan tiga Palapa Ring yaitu Palapa Ring Barat, Palapa Ring Tengah dan Palapa Ring Timur.

Pembangunan SKKL Palapa Ring Integrasi pun menjadi salah satu fokus pemerintah untuk meningkatkan keandalan infrastruktur digital di Tanah Air pada 2022.

Kehadiran infrastruktur telekomunikasi dengan nilai Rp8,6 triliun tersebut diharapkan dapat utilisasi Palapa Ring eksisting meningkat. 

Juru Bicara Kementerian Komunikasi dan Informatika Dedy Permadi mengatakan saat ini pemerintah telah menggelar jaringan serat optik Palapa Ring Barat, Palapa Ring Tengah dan Palapa Ring Timur. 

Sejak beroperasi pada 2019, ketiga Palapa Ring yang total memiliki panjang sekitar 12.000 kilometer itu, belum terutilisasi dengan baik. Untuk meningkatkan utilisasi, Kemenkominfo berencana membangun Palapa Ring Integrasi pada 2022. 

"Masih dibutuhkan penggelaran kabel serat optik untuk menghubungkan titik serat optik yang belum terhubung baik di darat maupun di laut [SKKL],”  kata Dedy. 

Dedy mengatakan sebagai prasyarat bagi transformasi digital, pembangunan infrastruktur digital terus dilakukan secara komprehensif di tiga lapisan. 

Ketiga lapisan tersebut antara lain lapisan jaringan tulang punggung, middle mile, dan last mile. Adapun, Palapa Ring Integrasi merupakan bagian dari infrastruktur tulang punggung. 

Proyek Palapa Ring akan berada di bawah naungan Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (Bakti). 

Rencana pada pertengahan 2022, Bakti akan menggelar lelang untuk pengerjaan proyek Palapa Ring Integrasi. 

Dalam pembangunan Palapa Ring Integrasi, Bakti membuka diri untuk bekerja sama dengan pemain SKKL internasional. Teknologi dari pemain SKKL luar dapat diikutsertakan dalam proyek ini.

Bakti  menyebut pembangunan SKKL Palapa Ring Integrasi membutuhkan dana sekitar Rp8,6 triliun, yang diperoleh dengan skema Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU). 

Pembangunan Palapa Ring Integrasi dilakukan dalam dua fase pembangunan. Fase 1 pada 2022 sepanjang 5.226 km dan fase 2 pada 2023 sepanjang 6.857 km.Total panjang SKKL Integrasi nantinya adalah 12.083 kilometer. 

Dari total serat optik yang akan dibangun, 8.203 km akan digelar di daratan, 3.880 km di laut, dan sisanya berupa microwave link.


TITIK INTERKONEKSI

Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) berharap pemerintah menghadirkan titik interkoneksi yang lebih baik di proyek Palapa Ring Integrasi. 

Ketua Umum APJII Muhammad Arif mengatakan asosiasi telah melakukan pertemuan dengan Kementerian Komunikasi dan Informatika membahas mengenai Palapa Ring Integrasi. 

APJII berharap Palapa Ring Integrasi dapat menghadirkan titik interkoneksi yang lebih banyak, sehingga para pengguna Palapa Ring, yang merupakan anggota APJII, dapat beroperasi lebih maksimal.

Titik interkoneksi adalah titik untuk menghubungkan antar- jaringan telekomunikasi dari penyelenggara jaringan telekomunikasi yang berbeda.  

"Kami berharap utilisasi total bisa mencapai 30% setelah Palapa Ring Integrasi selesai," kata Arif. 

Dia mengatakan sejauh ini belum banyak penyedia layanan internet yang  menggunakan Palapa Ring. Salah satu penyebabnya karena kurangnya titik interkoneksi. 

Untuk mengatasi permasalahan tersebut, kata Arif, selain mengusulkan pembangunan jaringan tambahan, APJII juga mengajukan rencana kolaborasi dengan penyedia yang ada saat ini agar lebih mudah dalam menggunakan Palapa Ring. 

“Misal swap jaringan dengan yang sudah ada, atau membuat beberapa kolaborasi dengan penyedia jaringan tulang punggung,” kata Arif. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Editor: Wike Dita Herlinda

Anda harus login untuk mengomentari artikel ini

Total 0 Komentar

Kembali ke Atas
BIG MEDIA
Jalan K.H. Mas Mansyur No. 12AKaret Tengsin - Jakarta Pusat 10220
© Copyright 2024, Hak Cipta Dilindungi Undang - Undang.