Bisnis, JAKARTA - Pemangkasan produksi minyak oleh OPEC+ yang telah mengantarkan harga minyak lebih tinggi hingga US$80 per barel bisa menjadi pemantik bagi percepatan transisi ke energi bersih.
Bak pisau bermata dua, kenaikan harga minyak telah terbukti menciptakan keuntungan dan kerugian bagi transisi energi. Harga minyak yang kian mahal makin menurunkan permintaan dan mendorong penggunaan energi alternatif yang lebih bersih.
Namun di sisi lain, kenaikan harga minyak justru mendorong banyak negara akhirnya kembali ke energi fosil lain seperti batu bara dan gas. Hal itu seperti yang terjadi di beberapa negara Eropa setelah pecahnya perang di Ukraina.
Kepala strategi komoditas di Saxo Bank Ole Sloth Hansen, berpendapat jika harga minyak semakin tinggi, maka insentif untuk melanjutkan transisi energi akan menjadi lebih besar.