Menantang BUMN Buka Pasar Global : Bukan Jago Kandang!

Sejumlah perusahaan milik negara telah membuktikan mampu bersaing di kancah internasional dengan menggarap berbagai proyek maupun berekspansi di luar negeri. Perusahaan pelat merah lain pun ditantang untuk berani go global.

Herdanang Ahmad Fauzan

19 Sep 2021 - 08.50
A-
A+
Menantang BUMN Buka Pasar Global : Bukan Jago Kandang!

Bank pelat milik negara menjadi satu sektor yang sudah mengembangkan layanannya hingga ke mancanegara. - Foto BisnisIndonesia

 

Bisnis, JAKARTA - Sejumlah perusahaan milik negara telah membuktikan mampu bersaing di kancah internasional dengan menggarap berbagai proyek maupun berekspansi di luar negeri. Perusahaan pelat merah lain pun ditantang untuk berani go global.

Sejatinya, peran sejumlah badan usaha milik negara (BUMN) yang melakukan ekspansi ke pasar luar negeri sudah terlihat. Perusahaan pelat merah di sektor konstruksi, telekomunikasi, dan perbankan merupakan beberapa yang sudah melebarkan layanannya di sejumlah negara.

Saat memberikan sambutan dalam pelepasan Jelajah BUMN 2021 yang digelar oleh Harian Bisnis Indonesia pengujung Juli lalu, Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan bahwa ada dua peran yang mesti dijalankan oleh BUMN yakni entitas yang memberikan nilai tambah bagi ekonomi dan menciptakan ekosistem yang menjaga perekonomian nasional.

Selama ini, kata Erick, peran perusahaan pelat merah dalam memberikan kontribusi kepada pendapatan negara berjalan dengan baik. Adapun, perusahaan pelat merah yang secara kontribusi belum optimal, terus dilakukan penataan agar kinerjanya lebih baik.

“Kami menantang BUMN untuk membuka global market. Karena tentu kita harus memperbaiki supply chains. Salah satunya ada beberapa hal yang tidak mungkin dilakukan di Indonesia, kita harus perbaiki suplainya di luar,” ujarnya.

Dia menuturkan bank pelat milik negara menjadi satu sektor yang sudah mengembangkan layanannya hingga ke mancanegara. PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI), misalnya telah memiliki tujuh kantor di luar negeri yang tersebar di Singapura, Hong Kong, Caymand Island, Shanghai, Dili, London, dan Kuala Lumpur.

Ada pula PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI) yang telah memiliki enam kantor cabang luar negeri (KCLN). Masing-masing tersebar di Singapura, Hong Kong, Tokyo, Seoul, London, dan New York.

Erick berharap komitmen ekspansi bank-bank Himbara dapat dijaga. Hal ini pula yang diharapkan akan ditiru lebih banyak BUMN di sektor-sektor lain. “Ini juga sebagai contoh. Kami akan mendorong hal yang sama pada klaster-klaster lain,” katanya.

Menteri Luar Negeri Retno L.P. Marsudi dalam acara yang sama mengatakan bahwa peran diplomasi kenegaraan tidak semata-mata menjadi tugas kementerian. Peran BUMN juga dapat menjadi ujung rombak yang menjembatani kepentingan investasi global ke dalam negeri dan mendorong pelaku usaha dalam negeri berkiprah di kancah internasional.

“Diplomasi ekonomi bukan hanya soal menarik investasi ke dalam, tetapi juga mendorong investasi BUMN Indonesia ke luar negeri.”

Sejak 2020, Kementerian Luar Negeri menjalin kerja sama dengan Kementerian BUMN untuk menjadikan BUMN Go Global. “Sejak saat itu saya terus perhatikan bahwa sinergi kami makin baik,” katanya.

Direktur Treasury & International Banking Bank Mandiri Panji Irawan menyatakan perseroan memiliki tujuh Kantor Luar Negeri (KLN) yang terdiri dari 5 cabang luar negeri yaitu Bank Mandiri Singapura, ,Bank Mandiri Hong Kong, Bank Mandiri Shanghai, China, Bank Mandiri Cayman Islands, Bank Mandiri Dili, Timor-Leste serta 2 subsidiaries yaitu Bank Mandiri Europe, Ltd. (UK) dan Mandiri International Remittance (Malaysia).

Menurut Panji, kinerja kantor luar negeri itu masih cukup baik sampai dengan Juni 2021. Penyaluran kredit kantor luar negeri tumbuh 32,6% secara tahunan dan pendapatan tumbuh 15,8% secara tahunan.

Kontribusi laba terbesar masih diberikan oleh Bank Mandiri Singapore (BMSG) dengan total setoran profit before tax (PBT) sebesar 52,8% dari seluruh laba KLN Bank Mandiri. Capaian ini didukung oleh efektifnya strategi penyaluran kredit yang tumbuh 30% dibandingkan dengan periode yang sama pada 2020.

Dari sisi pertumbuhan fee based income (FBI) Bank Mandiri Cayman Islands (BMCI) dan Bank Mandiri Hong Kong (BMHK) menunjukkan kinerja yang sangat baik terlihat dari FBI yang tumbuh signifikan masing-masing sebesar 113,4% dan 29,2% secara tahunan. Pertumbuhan itu terutama berasal dari peningkatan transaksi treasury di surat berharga.

“Secara total aset, KLN Bank Mandiri tetap dapat tumbuh sebesar 13,9% atau menjadi US$5,3 miliar. Pertumbuhan positif KLN ini terutama didukung oleh kualitas aset dari kredit maupun surat berharga yang baik. NII juga dapat tetap tumbuh secara positif di tengah rezim suku bunga rendah. FBI juga dapat tumbuh secara signifikan terutama berasal dari transaksi treasury,” katanya.

Fasilitasi Pebisnis

Dia menuturkan strategi utama jaringan internasional emiten dengan kode BMRI adalah dengan tetap fokus pada Indonesian-related business, termasuk dalam mempromosikan dan memfasilitasi bisnis pelaku usaha asal Indonesia di luar negeri dan memiliki jaringan internasional.

“Kami hadir untuk mendukung pelaku bisnis Indonesia dalam mengembangkan usahanya di luar negeri melalui berbagai solusi perbankan. Tentu saja dalam pengembangan ini, kami tetap memperhatikan karakteristik dan potensi di masing-masing negara dengan fokus utama adalah pada pengembangan bisnis pembiayaan, wealth management, capital market, treasury dan transaction banking,” jelasnya.

Wakil Pemimpin Divisi 1 Divisi Internasional Bank Negara Indonesia (BNI) Martinus Trias mengatakan bahwa perseroan saat ini memiliki enam cabang luar negeri di Singapura, London, Tokyo, Seoul, Hong Kong, dan New York.

Cabang-cabang tersebut mampu membukukan kinerja yang sangat baik, meski kontraksi ekonomi dan pembatasan mobilitas juga terjadi sangat ketat di global.

"Secara keseluruhan KCLN BNI mencatkan pertumbuhan laba sebelum provisi naik 5,5% untuk semester pertama tahun ini. Pertumbuhan ini didorong oleh pendapatan bunga bersih dan fee based income dari trade finance dan remitansi," ujarnya.

Kontribusi laba terbesar, katanya masih ditopang oleh KCLN Singapura dengan porsi 28,2%, dan Cabang London 23%.

Dalam kesempatan tersebut, General Manager BNI Cabang Singapura Mohamad Rizki Rahman menuturkan kinerja pada paruh pertama tahun ini tergolong stabil. Cabang masih mampu mendapatkan pendapatan positif dengan kontribusi pendapatan pinjaman hingga 68%.

"Kemudian ada juga pendapatan dari surat berharga 19%, dan kontribusi trade finance 9% dan sisanya adalah remitansi atau kiriman uang," katanya.

Dia menuturkan KCLN Singapura tengah membentuk sindication desk untuk menangkap berbagai potensi pembiayaan proyek-proyek yang berkaitan dengan ekonomi atau pelaku usaha Indonesia.

Dengan sindication desk, diharapkan BNI akan lebih dominan dalam menjadi lead arranger nominal besar di banyak proyek berkualitas. Bahkan, mampu memberi pembiayaan skema hybrid dengan bekerja sama dengan anak usaha BNI sekuritas.

"Sindication desk ini akan menjadi game changer. Ini akan go live pada kuartal keempat tahun ini," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Editor: Fatkhul Maskur

Anda harus login untuk mengomentari artikel ini

Total 0 Komentar

Kembali ke Atas
BIG MEDIA
Jalan K.H. Mas Mansyur No. 12AKaret Tengsin - Jakarta Pusat 10220
© Copyright 2024, Hak Cipta Dilindungi Undang - Undang.