Bisnis, JAKARTA — Pasar surat utang negara (SUN) Indonesia mengalami tekanan yang cukup berat akibat kenaikan suku bunga global yang dipicu oleh kebijakan pengetatan moneter the Fed. Namun, tekanan yang dialami Indonesia masih relatif lebih baik ketimbang sejumlah negara berkembang lain.
Pemerintah Indonesia pun dinilai masih dapat menerapkan sejumlah strategi untuk meminimalisasi potensi risiko akibat tren ini.
Berdasarkan data World Government Bonds, yield SUN Indonesia tenor 10 tahun sudah ada di level 7,455 persen per hari ini, Rabu (18/5). Yield mengalami lonjakan pesat sejak the Fed mengumumkan kenaikan suku bunga acuannya sebesar 50 bps ketika pasar Indonesia sedang libur Lebaran.
Pada akhir April 2022, atau sebelum pengumuman kenaikan suku bunga tersebut, yield SUN 10 tahun masih di level 6,988 persen. Artinya, dalam waktu singkat, yield SUN 10 tahun sudah meningkat 46,7 bps atau hampir sama besarnya dengan tingkat kenaikan suku bunga di AS.