Bisnis, JAKARTA – Awal pekan depan Badan Pusat Statistik akan mengumumkan data neraca perdagangan Indonesia. Sejauh ini, neraca perdagangan mencatatkan surplus sebanyak 26 kali berturut-turut. Jika pengumuman terbaru neraca perdagangan Agustus mencatatkan surplus berarti hal itu merupakan yang ke-27 dan menjadi rekor tersendiri.
Kemungkinan neraca perdagangan kembali surplus masih terbuka seiring kondisi global dan masih tingginya harga komoditas dunia, termasuk komoditas unggulan Indonesia. Walau demikian, bisa saja surplus yang terjadi lebih rendah dari data Juni. Penurunan harga batu bara dan CPO di pasar dunia akan membuat laju surplus perdagangan melambat.
“Kami memperkirakan ekspor Indonesia pada Juli 2022 akan tumbuh 23,01 persen secara tahunan atau -8,61 persen secara bulanan,” ujar Ekonom Bank Mandiri Faisal Rachman, Jumat (12/8/2022).
Sebelumnya, pada Juni 2022 mencetak surplus sebesar US$5,09 miliar. Surplus tersebut melanjutkan surplus yang terus naik sejak Mei 2020. Surplus bulan Juni 2022 terdiri atas surplus nonmigas US$7,23 miliar dan defisit migas US$2,14 miliar.