Bisnis, JAKARTA — Kehadiran Taksonomi untuk Keuangan Berkelanjutan Indonesia yang digagas Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dinilai belum terlalu berdampak signifikan bagi penerbitan obligasi hijau atau berkelanjutan di industri multifinance.
Dalam hal ini, PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) melihat bahwa taksonomi hanya mengklasifikasikan bisnis ke dalam beberapa industri, seperti dalam pengelompokan Klasifikasi Baku Lapangan Usaha (KBLI) oleh BPS. “Jadi, itu tidak akan berdampak besar,” kata Economic Research Division Pefindo Ahmad Nasrudin kepada Bisnis, Selasa (20/2/2024).
Dia mengatakan, industri multifinance lebih berfokus pada pembiayaan komersial, seperti pembiayaan kendaraan bermotor. Untuk sektor produktif, segmen utama di industri multifinance adalah sektor komoditas, pertambangan dan konstruksi. Terlebih, segmen utama ini cukup sensitif dengan isu keberlanjutan.
Meski demikian, Ahmad melihat ada ruang untuk memberikan pinjaman berkelanjutan di sektor produktif perusahaan yang beroperasi secara ramah lingkungan.“Namun, itu memerlukan waktu yang cukup lama untuk efektif mendorong perusahaan multifinance untuk menerbitkan surat utang di pasar domestik,” ujarnya.