Mencermati Efek Domino Pensiun Dini PLTU Batu Bara

Mulai 2035 penambahan pembangkit akan didominasi oleh pembangkit listrik tenaga surya (PLTS), disusul PLTB dan PLT arus laut. PLTP juga akan dimaksimalkan hingga 75 persen dari potensinya.

Ibeth Nurbaiti

7 Feb 2022 - 17.30
A-
A+
Mencermati Efek Domino Pensiun Dini PLTU Batu Bara

Foto udara progres pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Sumsel 8 di Tanjung Lalang, Tanjung Agung, Muara Enim, Sumatera Selatan, Selasa (16/11/2021). Progres pembangunan PLTU mulut tambang terbesar di Asia Tenggara ini memiliki kapasitas 2 X 660 Megawatt telah mencapai 92,84 persen dan ditargetkan dapat selesai pada 7 Maret 2022 mendatang. ANTARA FOTO/Nova Wahyudi

Bisnis, JAKARTA — Komitmen Indonesia untuk segera mencapai target net zero emission atau netral karbon pada 2060 kian mendesak agenda transisi di sektor energi, tak terkecuali sektor ketenagalistrikan.  

Meski belum menetapkan target pasti waktu pencapaian netral karbon secara nasional, Indonesia sudah mulai menunjukkan komitmen untuk secara perlahan meninggalkan pembangkit listrik berbahan bakar batu bara atau PLTU.

Apalagi, pemanfaatan batu bara sebagai sumber energi murah dianggap tak lagi relevan di tengah makin turunnya harga teknologi energi baru terbarukan (EBT).

Seperti dikutip Antara, penambahan pembangkit listrik setelah 2030 hanya bersumber dari energi terbarukan yang berarti tidak ada lagi setrum kotor yang terbuat dari bahan bakar fosil.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Editor: Ibeth Nurbaiti
Anda belum memiliki akses untuk melihat konten

Untuk melanjutkannya, silahkan Login Di Sini

Kembali ke Atas
BIG MEDIA
Jalan K.H. Mas Mansyur No. 12AKaret Tengsin - Jakarta Pusat 10220
© Copyright 2024, Hak Cipta Dilindungi Undang - Undang.