Bisnis, JAKARTA - Kelapa sawit masih menjadi salah satu penyumbang devisa terbesar di Indonesia. Ekspor produk nabati tersebut juga mampu menopang kinerja ekspor dan neraca perdagangan RI selama bertahun - tahun.
Badan Pusat Statistik merekam kinerja ekspor kode HS 15 yakni lemak dan minyak hewani/nabati mencapai US$3,56 miliar pada Juli, naik 5,31 persen atau US$179,5 juta dibandingkan dengan bulan sebelumnya yakni US$3,38 miliar.
Sepanjang 2022, ekspor CPO telah berada di angka US$18,69 miliar untuk periode Januari - Juli. Jumlah ini meningkat 9,15 persen bila dibandingkan dengan periode sama 2021 yang hanya US$17,13 miliar. Sejauh ini, ekspor komoditas tersebut berkontribusi 11,87 persen dari total ekspor non migas Januari - Juli 2022.
Besarnya nilai ekspor barang mentah ini setidaknya dikontribusikan oleh beberapa provinsi penghasil kelapa sawit di Indonesia. Dalam catatan BPS, setidaknya terdapat 23 provinsi di Tanah Air yang menanam kelapa sawit. Beberapa di antaranya memiliki kebun sawit jutaan hektare.