Bisnis, JAKARTA - Web3 atau Web 3.0 merupakan evolusi yang signifikan dari Web2 atau Web2.0, khususnya dalam hal desentralisasi. Pengembangannya termasuk keberadaan kripto perlu dibangun dalam satu ekosistem yang dapat mendunia.
Pada Web3, pengguna memiliki kendali atas data, privasi dan konten apapun yang mereka buat secara online. Pergeseran paradigma ini membuat perkembangan Web3 semakin pesat, termasuk di Indonesia.
Berdasarkan laporan yang dikeluarkan oleh perusahaan modal ventura kripto Electric Capital berjudul 2022 “Electric Capital Developer Report” disebutkan dalam kurun waktu tujuh tahun terakhir, per Januari 2022 secara bulanan ada lebih dari 22.000 developer aktif.
Sebanyak 28 persen developer membangun ekosistemnya menggunakan Bitcoin dan Ethereum, sisanya sebanyak 72 persen membangun ekosistemnya di luar dari Bitcoin dan Ethereum, seperti Solana, NEAR, Polygon, Sui, Aptos, Optimism, Arbitrum, dan lain-lain.