Bisnis, JAKARTA - Perlambatan ekonomi global menekan aktivitas investasi asing langsung di banyak negara termasuk Indonesia. Data UNCTAD yang dirilis akhir pekan lalu mencatat realisasi investasi asing langsung di Asean (Asia Tenggara) turun sebesar 16% menjadi US$192 miliar atau terendah setidaknya dalam 3 tahun terakhir.
Seluruh negara Asean yang menjadi pusat investasi asing mencatatkan penurunan, a.l. Indonesia, Thailand dan Vietnam. Hal itu mengindikasikan dampak dari ketidakpastian ekonomi yang dipicu oleh ketegangan geopolitik, inflasi yang menekan permintaan hingga bunga acuan yang tinggi turut membatasi investasi pemodal asing.
Meskipun porsi penanaman modal di Indonesia dalam beberapa kuartal didominasi investor domestik, pemerintah masih berharap besar kepada masuknya investasi asing langsung karena FDI merupakan salah satu indikator daya saing kemudahan berusaha.
Pada sisi lain kebutuhan investasi di dalam negeri terus menggunung, apalagi setelah pemerintah memperbarui beberapa proyek di seluruh Tanah Air. Salah satunya rencana pengembangan kawasan Batam, Bintan dan Karimun yang membutuhkan investasi per tahun rata-rata Rp97 triliun per tahun selama 2022-2026 dan membengkak menjadi Rp422 triliun per tahun pada 2042-2046.