Mengawal Gebrakan 100 Hari Pelindo

Standarisasi layanan akan menjadi salah satu fokus utama Pelindo secara jangka pendek, termasuk edukasi kepada para pemangku kepentingan tentang penyeragaman servis itu.

Anitana Widya Puspa & Rahmi Yati

4 Okt 2021 - 00.09
A-
A+
Mengawal Gebrakan 100 Hari Pelindo

Alat berat beroperasi di area pembangunan proyek Makassar New Port tahap kedua di Makassar, Sulawesi Selatan, Senin (16/8/2021)./Antara

Bisnis, JAKARTA – Segunung asa ditimpakan pada Pelindo yang baru saja merger 1 Oktober, mulai dari layanan yang lebih andal dan standar di seluruh wilayah kerjanya, perampingan tarif yang diikuti dengan penurunan biaya logistik, hingga menggarap bisnis kepelabuhanan di luar negeri alias go global.

Pelindo pun telah menetapkan peta jalan yang akan mengarahkan langkah strategis perusahaan setelah penggabungan hingga 2025.

Pada fase pertama, yakni 2021-2022, Pelindo akan berfokus pada penyelarasan bisnis pascastandarisasi dan integrasi operasi dan komersial.

Selanjutnya, pada fase kedua, yakni 2023-2024, Pelindo akan melakukan ekspansi bisnis lewat kemitraan. Kolaborasi akan dilakukan dengan pelayaran domestik dan global untuk meningkatkan konektivitas laut serta kerja sama dengan pelaku logistik darat.

Pada fase terakhir, yakni mulai 2025, Pelindo akan melakukan ekspansi regional dan internasional dengan memanfaatkan teknologi digital dalam bisnis kepelabuhanan dan bisnis pendukungnya, juga kerja sama dengan kawasan industri untuk meningkatkan arus barang.

Namun, seperti institusi yang baru dibentuk atau figur publik yang menduduki jabatan baru, gebrakan 100 hari sangat dinanti-nanti.

Direktur Utama Pelindo II Arif Suhartono mengatakan standarisasi layanan akan menjadi salah satu fokus utama Pelindo secara jangka pendek, termasuk edukasi kepada para pemangku kepentingan tentang penyeragaman servis itu.

“Langkah ini sebenarnya sudah dimulai sebelum merger dengan transformasi pengelolaaan terminal. Ini menjadi hal krusial,” katanya kepada Bisnis, Jumat (1/10/2021).

Langkah lainnya adalah penataan organisasi baru mengingat seluruh pegawai Pelindo I, II, III, dan IV dengan budaya kerja yang berbeda-beda kini bersatu di bawah bendera Pelindo. Manajemen akan melihat kesesuaian setiap pegawai dengan posisi yang didudukinya.

“Ini dilakukan dalam dua bulan sampai dengan tiga bulan untuk memastikan orang-orang yang ditempatkan tepat pada posisinya,” ujar Arif.

Standarisasi layanan memang sangat ditunggu oleh pelaku usaha, termasuk oleh mereka yang tergabung dalam Gabungan Perusahaan Ekspor Indonesia (GPEI) dan Dewan Pemakai Jasa Angkutan Laut Indonesia (Depalindo).

Sekjen GPEI sekaligus Ketua Umum Depalindo Toto Dirgantoro mengatakan, sehari setelah Pelindo merger, pelaku usaha belum merasakan perubahan layanan. Menurutnya, layanan di bawah New Priok Container Terminal 1 (NPCT 1), Terminal Peti Kemas Koja, hingga  Terminal Peti Kemas Surabaya dan  Terminal Teluk Lamong, masih berjalan seperti sebelumnya.

“Jadi, kami masih menunggu gebrakan setelah merger, perubahan apa yang dilakukan,” ujarnya, Sabtu (2/10/2021).

Sementara itu, Direktur Eksekutif The National Maritime Institute (Namarin) Siswanto Rusdi mengatakan proses merger menyeluruh masih panjang. Dia menyoroti isu posisi pekerja dalam bisnis baru kepelabuhanan pascapenggabungan, termasuk strategi pengembangan karir pekerja dan penyesuaian kompetensi yang belum jelas hingga kini.

Dia memberi saran agar Pelindo melibatkan lebih banyak pemangku kepentingan yang terkait dengan kepelabuhanan dalam menyusun strategi rencana teknis. Dia melihat banyak pihak yang dilibatkan dalam perencanaan merger bukan mereka yang berlatar belakang kepelabuhanan. Konsultan yang ditunjuk pun hanya fokus pada persoalan finansial, tetapi tidak memiliki kapabilitas teknis dan strategis kepelabuhanan, misalnya soal kriteria klasterisasi.

“Pelabuhan ini kan bisnisnya unik, ada teknis strategis,” ujarnya sembari mengapresiasi merger.

Para petugas berdiri di dekat deretan mobil baru yang terparkir di PT Indonesia Terminal Kendaraan atau IPC Car Terminal, teminal kendaraan yang dikelola Pelindo, di Cilincing, Jakarta, Kamis (11/2/2021). /Antara

BATASI PELABUHAN EKSPOR

Di sisi lain, Supply Chain Indonesia (SCI) mengusulkan pelabuhan pintu ekspor dan impor untuk dikurangi agar Pelindo dapat fokus membenahi layanan di pelabuhan hub internasional itu sehingga lebih mampu bersaing dengan negara lain.

Ketua SCI Setijadi mengatakan pelabuhan hub internasional sebaiknya dibatasi hanya 2-5 sehingga pembenahan yang fokus akan diikuti dengan peningkatan volume barang serta berpotensi menarik direct call mother vessel.  

“Ini bisa menjadi strategi penting meningkatkan daya saing pelabuhan Indonesia secara global, termasuk mengalihkan pengiriman yang selama ini melalui Singapura,” ujarnya.

Upaya itu, lanjutnya, harus dibarengi dengan penataan jaringan pelabuhan pengumpan (spoke).

Penataan hub dan spoke kepelabuhanan Indonesia merupakan salah satu dari empat catatan yang disampaikan SCI setelah Pelindo merger.

Catatan kedua adalah peningkatan dan standarisasi pelayanan di semua pelabuhan Pelindo yang didukung standarisasi proses, SDM, dan teknologi fasilitas dengan sistem informasi yang terintegrasi, baik antarpelabuhan maupun antara pelabuhan dengan pengguna.

Ketiga, pengembangan sistem transportasi multimoda. Setijadi menilai Pelindo dapat berperan mendorong integrasi pengiriman barang secara end to end dengan melibatkan perusahaan pelayaran dan operator transportasi jalan dan rel untuk meningkatkan efisiensi secara keseluruhan.

Keempat, kontribusi terhadap pengurangan kesenjangan perekonomian antarwilayah mengingat andil Jawa masih dominan terhadap produk domestik bruto (PDB), yakni mencapai 58,8%. Adapun, Sumatra hanya menyumbang 21,4%, Kalimantan 7,9%, Sulawesi 6,7%, Bali-Nusa Tenggara 2,9%, dan Papua 2,4%.

"Menurut UU No. 19/2003 tentang BUMN, selain mengejar keuntungan, maksud dan tujuan pendirian BUMN lainnya adalah memberikan sumbangan bagi perkembangan perekonomian nasional pada umumnya.”

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Editor: Sri Mas Sari

Anda harus login untuk mengomentari artikel ini

Total 0 Komentar

Kembali ke Atas
BIG MEDIA
Jalan K.H. Mas Mansyur No. 12AKaret Tengsin - Jakarta Pusat 10220
© Copyright 2024, Hak Cipta Dilindungi Undang - Undang.