Mengejar Target Swasembada Gula Lewat Subholding BUMN, Sugar Co

Pemerintah terus berupaya mengejar target swasembada gula pada 2028 melalui perluasan area penanaman tebu, peningkatan produksi, hingga pelibatan petani.

Tim Redaksi

29 Feb 2024 - 15.36
A-
A+
Mengejar Target Swasembada Gula Lewat Subholding BUMN, Sugar Co

Salah satu produk SGN berupa gula kristal./Istimewa

Bisnis, JAKARTA - Pemerintah terus berupaya mengejar target swasembada gula 2028 salah satunya melalui strategi komprehensif subholding PTPN III (Persero), Sugar Co.

Perusahaan gula milik negara, PT Sinergi Gula Nusantara (SGN) atau Sugar Co memperluas pertanaman tebu secara bertahap di Sulawesi dengan proyeksi akhir mencapai sekitar 11.000 hektare.

Aris Toharisman, Direktur SGN, menjelaskan perseroan mendapat penugasan mendukung target perluasan area tebu 179.000 hektare dan produksi gula kristal putih (GKP) 2,2 juta ton pada 2028. Sebagai bagian dari realisasi target tersebut, SGN terlibat pengembangan KEK pangan di Merauke.

"Bersama P3GI [Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia] telah memulai uji adaptasi varietas tebu unggul di sana sejak Desember 2023. Rencananya lebih dari 1 juta ha lahan di Merauke akan dijadikan kebun tebu," ujarnya dalam keterangan tertulis, Rabu (7/2/2024).

Terkait dengan perluasan lahan tebu, SGN akan mengelola lahan hak guna usaha (HGU) eks PTPN XIV di Sulawesi. Ada 11.000 an hektare lahan akan digarap bertahap.

"Kami tunjukkan bahwa SGN bisa memperbaiki kinerja tebu di Bone, Camming dan Takalar. Protas dan rendemen harus meningkat," tegas Aris.

SGN pada tahun 2024 memasang target menggiling tebu sebesar 13,5 juta ton dan memproduksi gula kristal putih (GKP) sebesar 978.000 ton dengan kualitas SNI. Pada 2023 perseroang menggiling tebu 12,5 juta ton dengan produksi gula 754.000 ton.

Adapun rendemen tahun ini ditargetkan 7,21%. Produktivitas lahan ditargetkan 70,7 ton per hektare, meningkat dibandingkan dengan realisasi 2023 sebesar 52,5 ton per hektare.

SGN merupakan perseroan yang mengkonsolidasi 36 Pabrik Gula Perkebunan Nusantara (BUMN) yang tersebar dari Sumatra Utara, Sumatra Selatan, Lampung, Jawa Tengah, Jawa Timur dan Sulawesi Selatan. Kapasitas pabrik saat ini 107.751 ton cane per day (TCD).

"Diharapkan seluruh pabrik gula bisa memenuhi kapasitasnya sehingga giling lebih optimal dan efisien," harap Aris.

Di sisi kinerja keuangan, SGN pada 2023 mencetak laba bersih dua digit, dengan pendapatan sebelum pajak di atas Rp1 triliun. Capaian itu jauh di atas capaian 2022 ketika pabrik gula belum dikelola SGN.

Meski optimistis capaian di tahun ini membaik, Aris mengingatkan tantangan 2024 lumayan besar. Dampak El Nino terhadap penurunan protas tebu masih akan berlanjut. "Ketidakpastian harga gula domestik, impor gula yang mulai berdatangan, serta persaingan tebu giling semakin ketat," tegasnya.

Baca Juga : Sinergi Gula Nusantara (SGN) Ekspansi Lahan Tebu di Papua dan Sulawesi 

Target Regional

Pasca aksi korporasi yang dilakukan holding perkebunan nusantara, PT Perkebunan Nusantara (PTPN) I Regional 4 tahun ini menargetkan tingkat produktivitas lahan tebu bisa mencapai 100 ton/ha.

Untuk diketahui, Regional 4 PTPN I merupakan gabungan dari 2 perusahaan dengan entitas sebelumnya adalah PTPN X dan PTPN XI. Regional 4 berada di Surabaya, Jawa Timur dan bagian dari PTPN I, yang merupakan Sub Holding dari PT Perkebunan Nusantara III (Persero).

Region Head PTPN I Regional 4, Subagiyo menjelaskan, pada komoditas tebu, perseroan akan menjalankan program produktivitas 8 ton gula/Ha (P8T). Pada program itu, Regional 4 nantinya akan fokus pada pencapaian produktivitas tebu menjadi 100 ton/Ha. 

“P8T ini akan dijalankan oleh Regional 4 pada lahan tebu seluas 12.150 Ha atau 89,7% dari total luasan lahan tebu P8T yang dikelola PTPN I Regional 4 dan Regional 5. Melalui program P8T ini, kami di Regional 4 akan berperan aktif dalam upaya mewujudkan Swasembada Gula Nasional,” ujarnya beberapa waktu lalu.

Berdasarkan proyeksi perhitungan, lanjut Subagyo, program P8T yang dijalankan ini akan menghasilkan produksi tebu sejumlah 1.039.166 ton tebu. Beberapa strategi dilakukan untuk mensukseskan pencapaian 100 ton/ha, yaitu penambahan pupuk pada 5.013 ha lahan tebu, perbaikan drainase, hingga kualitas pengairan yang ditingkatkan.

Ia menambahkan, selain pada tanam tebu, Regional 4 juga berfokus pada strategi pencapaian produksi dengan pengawalan tebang. Tebu akan ditebang dengan tingkat kemasakan yang optimal, yaitu pada umur 11-12 bulan.

“Kami optimistis bahwa nantinya dengan perbaikan pengelolaan tebu di 2024 ini, angka-angka produksi yang kami targetkan bisa tercapai. Sejumlah 1,04 Juta ton tebu yang diproyeksikan ini akan digilingkan pada pabrik gula di bawah Holding Perkebunan Nusantara,” imbuhnya.

Baca Juga : Produksi Garam RI Lewati Target 2023, Tembus 2,5 Juta Ton 

Perkuat Petani

Terpisah, guna memperkuat kemitraan tebu berkelanjutan, holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) berkolaborasi dengan PT LPP Agro Nusantara menggelar peningkatan kompetensi bagi petani tebu mitra binaan PT Sinergi Gula Nusantara.

Direktur Produksi dan Pengembangan Holding PT Perkebunan Nusantara III (Persero) Mahmudi mengungkapkan penguatan petadi dibutuhkan demi mengejar target swasembada gula. “Untuk mewujudkan cita-cita swasembada gula sangat membutuhkan sinergitas dari petani tebu, Perusahaan, dan dinas perkebunan terkait,” ujarnya.

PTPN III (Persero) dan mitranya berharap dapat memberikan kontribusi positif terhadap pembangunan berkelanjutan, serta menciptakan dampak positif tidak hanya dalam ranah ekonomi, tetapi juga dalam aspek sosial dan lingkungan. 

“Dengan demikian, program ini tidak hanya memberikan manfaat jangka pendek bagi petani tebu, tetapi juga mendukung visi keberlanjutan jangka panjang yang merangkul prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan,” tambah Mahmudi.

Baca Juga : KPPU Akhirnya Turun Tangan Selidiki Naiknya Harga Beras 

Lebih lanjut, program pembinaan dan pengembangan penting peranannya bagi petani tebu rakyat. Demi mencapai hasil yang baik perlu ada pembinaan dan pengembangan yang intensif.

“Perusahaan memiliki tanggung jawab untuk memberikan akses pengetahuan, baik itu teknik budidaya, penguatan kelembagaan, dan kemitraan melalui sebuah pelatihan dan pengembangan dalam rangka untuk menciptakan kesejahteraan masyarakat khususnya pelaku usaha tebu rakyat, dalam hal ini petani tebu mitra,” ucap Mahmudi.

PTPN III (Persero) terus berupaya mengoptimalkan pencapaian produksi perusahaan melalui program pengembangan petani tebu rakyat, dengan pola kemitraan bersama dalam pembangunan perkebunan yang sinergis dan mendorong tercapainya produktivitas optimal. Sehingga dapat menjaga keberlangsungan rantai pasok serta keberlanjutan suatu usaha perkebunan.

Wadah kemitraan, lanjut Mahmudi, menjadi salah satu upaya dalam mencapai tujuan yang sama antara petani rakyat dan perusahaan perkebunan agar terwujud suatu industri tebu yang berkelanjutan. “Kemitraan merupakan elemen penting dalam industri tebu, karena terkait aspek persaingan usaha dan keberlanjutan industri tebu kedepan, serta merupakan kunci dasar kekuatan dalam peningkatan daya saing,” imbuhnya.(Miftahul Ulum, Peni Widarti, Rinaldi Azka)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Editor: Rinaldi Azka

Anda harus login untuk mengomentari artikel ini

Total 0 Komentar

Kembali ke Atas
BIG MEDIA
Jalan K.H. Mas Mansyur No. 12AKaret Tengsin - Jakarta Pusat 10220
© Copyright 2024, Hak Cipta Dilindungi Undang - Undang.