Mengerem Laju Investasi Pabrik Pengolahan Nikel Setengah Jadi

Sebagian besar pabrik pengolahan dan pemurnian (smelter) nikel di dalam negeri mengolah saprolite dengan teknologi rotary kiln-electric furnace (RKEF) sehingga produk yang dihasilkan hanya berupa nickel pig iron (NPI) dan feronikel (FeNi) yang masih berupa produk setengah jadi.

Ibeth Nurbaiti

7 Mei 2023 - 20.50
A-
A+
Mengerem Laju Investasi Pabrik Pengolahan Nikel Setengah Jadi

Aktivitas tungku smelter nikel di PT VDNI di kawasan industri di Kecamatan Morosi, Konawe, Sulawesi Tenggara, Jumat (9/9/2022). Smelter nikel yaitu PT VDNI dan PT OSS yang berada di kawasan tersebut mengadopsi teknologi Rotary Kiln Electric Furnace (RKEF) untuk memproses nikel dan AOD furnace ke produk akhir yaitu stainless steel. ANTARA FOTO/Jojon

Bisnis, JAKARTA — Tidak sebandingnya laju pertumbuhan investasi untuk pembangunan pabrik pengolahan bijih nikel kadar tinggi (saprolite) dengan pabrik pengolahan bijih nikel kadar rendah (limonit) membuat pemerintah kian waswas.

Sejak pemerintah melarang ekspor bijih nikel pada 2020, lonjakan investasi pada pabrik pengolahan dan pemurnian (smelter) nikel di dalam negeri cukup signifikan. Namun, sebagian besar mengolah saprolite dengan teknologi rotary kiln-electric furnace (RKEF) sehingga produk yang dihasilkan hanya berupa nickel pig iron (NPI) dan feronikel (FeNi) yang masih berupa produk setengah jadi. 

Kedua produk nikel kelas dua itu menjadi bahan baku yang banyak digunakan untuk membuat baja tahan karat atau stainless steel. Produk tersebut biasanya juga hanya mengandung 30 persen hingga 40 persen nikel.

Baca juga: Tarik-Menarik Kepentingan AS dan Indonesia di Proyek Penghiliran

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Editor: Ibeth Nurbaiti
Anda belum memiliki akses untuk melihat konten

Untuk melanjutkannya, silahkan Login Di Sini

Kembali ke Atas
BIG MEDIA
Jalan K.H. Mas Mansyur No. 12AKaret Tengsin - Jakarta Pusat 10220
© Copyright 2024, Hak Cipta Dilindungi Undang - Undang.