Menggantang Dampak Maju Mundur Program Mandatori Biodiesel

Di tengah kebanjiran pasokan bahan baku utama minyak goreng tersebut, bahkan setelah keran ekspor dibuka pada Mei 2022, program mandatori biodiesel diyakini bisa menyeimbangkan neraca stok dan permintaan CPO di dalam negeri.

Ibeth Nurbaiti

21 Jul 2022 - 19.30
A-
A+
Menggantang Dampak Maju Mundur Program Mandatori Biodiesel

Petugas memperlihatkan contoh bahan bakar biodiesel saat peluncuran Road Test Penggunaan Bahan Bakar B30 (campuran biodiesel 30% pada bahan bakar solar) pada kendaraan bermesin diesel, di Jakarta, Kamis (13/6/2019)./Bisnis-Abdullah Azzam

Bisnis, JAKARTA — Program pengembangan bahan bakar biodiesel 35 persen atau B35 dan B40 sempat memberikan angin segar kepada pelaku usaha minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) Tanah Air. 

Di tengah kebanjiran pasokan bahan baku utama minyak goreng tersebut, bahkan setelah keran ekspor dibuka pada Mei 2022, program mandatori biodiesel diyakini bisa menyeimbangkan neraca stok dan permintaan CPO di dalam negeri.

Sejalan dengan itu, pemerintah juga telah menurunkan tarif pungutan ekspor CPO dan produk turunannya menjadi US$0, semata demi menguras pasokan berlebih di dalam negeri. Pembebasan tarif yang diterapkan untuk ekspor 26 jenis produk CPO dan berlaku hingga 31 Agustus 2022 tersebut juga sebagai salah satu upaya pemerintah mendongkrak kembali harga tandan buah segar (TBS) sawit.

Baca juga: Ada Misi Euro 4 di Balik Kelangkaan BBM Solar Pertamina

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Editor: Ibeth Nurbaiti
Anda belum memiliki akses untuk melihat konten

Untuk melanjutkannya, silahkan login terlebih dahulu

BIG MEDIA
Jalan K.H. Mas Mansyur No. 12AKaret Tengsin - Jakarta Pusat 10220
© Copyright 2024, Hak Cipta Dilindungi Undang - Undang.