Bisnis, JAKARTA — Kejatuhan Silicon Valley Bank (SVB) yang selama ini identik sebagai penopang pembiayaan industri startup teknologi di Amerika Serikat (AS) memicu kekhawatiran terhadap bisnis modal ventura dalam negeri yang memiliki eksposur besar terhadap industri yang sama.
Industri startup teknologi memang tidak dalam kondisi yang baik. Pengetatan moneter global telah menekan likuiditas investor, sehingga aliran dana ke startup pun menipis. Pada saat yang sama, investor startup mulai tak sabar dan ingin segera melihat perolehan laba dari perusahaan rintisan tersebut.
Pada saat yang sama, kondisi inflasi yang meroket turut menekan tingkat permintaan terhadap layanan startup. Mau tidak mau, langkah efisiensi harus ditempuh. Alhasil, pemutusan hubungan kerja (PHK) masif terjadi di kalangan startup, bahkan pada perusahaan teknologi lain yang sudah lebih mapan.
Kondisi ini menjadikan SVB yang selama ini memfokuskan bisnisnya pada industri ini mengalami tekanan yang berat. Terbatasnya aliran modal ke startup menjadikan pertumbuhan simpanan melemah, sebaliknya aliran dana makin deras keluar untuk kebutuhan operasional startup.