Menghubungkan KA Sulawesi hingga ke Pelabuhan dan Pabrik Semen

Pemerintah merencanakan pengembangan Kereta Api Makassar - Parepare menjadi angkutan logistik setelah tersambung dengan pelabuhan dan pabrik semen.

Rayful Mudassir

30 Mar 2023 - 12.09
A-
A+
Menghubungkan KA Sulawesi hingga ke Pelabuhan dan Pabrik Semen

Presiden Joko Widodo meresmikan Kereta Api Makassar - Parepare di Depo Maros. Dok Kemenhub RI

Bisnis, JAKARTA - Pemerintah merencanakan pengembangan Kereta Api Makassar - Parepare menjadi angkutan logistik setelah tersambung dengan pelabuhan dan pabrik semen. 

Proyek yang diresmikan Presiden Joko Widodo pada Rabu (30/3/2023) ini telah terbangun 118 kilometer. 90 km di antaranya siap beroperasi yakni mulai Stasiun Maros sampai Stasiun Barru dengan melintasi 10 stasiun dengan investasi Rp9,2 triliun. 

Adapun jalur KA yang menghubungkan Makassar hingga Parepare, masih dalam tahap pembangunan dengan total 157,7 km

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menjelaskan 142 km di antaranya merupakan lintas utama dan sisanya 15,7 km merupakan siding track untuk menghubungkan KA dengan Pelabuhan Garongkong dan Pabrik Semen Tonasa. 

Baca juga: Jalur Kereta Api Mengungkit Daya Saing Sulawesi

Saat ini, ada dua rangkaian KA yang tersedia dengan jenis kereta rel diesel elektrik (KRDE) produksi PT Industri Kereta Api (Inka). Pengoperasian KRDE ditujukan untuk kereta penumpang yang menggunakan skema kereta perintis, kereta wisata, serta kereta angkutan barang.

Khusus KA angkutan barang, Budi Karya memperkirakan angkutan ini mampu mengangkut hingga 70 juta ton komoditas batu bara pada 2050 dan semen. “Apalagi saat ini dua pabrik semen di Sulsel sudah dihubungkan hingga ke Pelabuhan Garongkong,” ujarnya, Rabu (30/3/2023).

Menhub menjamin pengoperasian KA itu mampu memangkas waktu tempuh antara Makassar dan Parepare menjadi 1,5 jam saja, karena rangkaian KRD mampu melaju hingga 90 kilometer per jam.

Rencananya, KA Makassar—Parepare akan dioperasikan sebanyak delapan perjalanan per harinya. “Sesuai arahan Bapak Presiden bahwa konektivitas antarwilayah di Sulawesi harus ditingkatkan,” imbuhnya.


Pembangunan proyek KA Makassar—Parepare dimulai sejak 2015. Rencananya, proyek kereta pertama di Pulau Sulawesi itu melayani konektivitas pada lima wilayah kabupaten/kota di Sulawesi Selatan. 

Kelima daerah dimaksud adalah Kabupaten Maros, Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan, Kabupaten Barru, Kota Makassar, serta Kota Parepare. Sementara itu dalam jangka panjang, jalur kereta dapat membentang dari Makassar, Sulawesi Selatan hingga Manado, Sulawesi Utara. 

"Kalau keretanya banyak, untuk penumpang, untuk wisata, barang, akan memberikan daya saing. Ne­gara kita akan semakin bersaing karena orang maupun barang bisa diangkut menggunakan transportasi yang murah," kata Presiden Jokowi dalam pidato peresmian di Depo KA Maros.

Pernyataan Presiden soal peningkatan daya saing bukan tanpa alasan. Menurutnya, kehadiran KA Makassar-Parepare sebagai bagian proyek strategis nasional (PSN) KA Trans-Sulawesi bisa menurunkan biaya logistik nasional. 

Menurutnya, KA sebagai salah satu moda transportasi massal merupakan kebutuhan mendasar di wilayah perkotaan dan berperan meningkatkan konektivitas antarkota, antardaerah, hingga antarprovinsi.

Suasana saat Presiden Joko Widodo beserta Ibu Negara Iriana Joko Widodo bersama sejumlah menteri menjajal KA Makassar - Parepare, Rabu (30/3/2023). Beberapa pejabat turut serta dalam agenda itu di antaranya Menko Maritim dan Investasi Luhut B Pandjaitan, Menteri Investasi Bahlil Lahadalia, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi serta Mensesneg Pramono Anung,/Dok Setpres

Presiden yakin proyek KA itu berdampak positif bagi masyarakat dan pelaku usaha karena bisa menurunnya biaya pengangkutan barang. “Ini adalah pilihan yang bisa kita berikan ke masyarakat dan pengusaha,” jelasnya.

Secara historis, Sulawesi pernah memiliki jalur kereta trem uap yang beroperasi pada 1 Juli 1923 dari Makassar (Stasiun Pasar Butung) hingga ke Takalar.

Lintas trem uap itu menjadi yang pertama sekaligus terakhir yang dibangun pemerintah Hindia Belanda karena beroperasi 7 tahun setelahnya. 

Sejak 1930, layanan kereta trem uap terpaksa ditutup akibat krisis pada saat itu. Kini, proyek kereta api pertama di Indonesia bagian timur dibangun kembali pada pemerintahan Joko Widodo-Ma’ruf Amin. (Hendra Wibawa, Nugroho Nafika Kassa & Lorenzo A Mahardhika)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Editor: Rayful Mudassir
Kembali ke Atas
BIG MEDIA
Jalan K.H. Mas Mansyur No. 12AKaret Tengsin - Jakarta Pusat 10220
© Copyright 2024, Hak Cipta Dilindungi Undang - Undang.