Bisnis, JAKARTA – Setelah dua tahun terakhir berada di bawah 2 persen, inflasi inti tahun ini, per September, berada di atas dua persen. Data Badan Pusat Statistik menunjukkan tingkat inflasi komponen inti tahun kalender (Januari–September) 2022 sebesar 2,81 persen. Sementara itu, tingkat inflasi komponen inti tahun ke tahun (September 2022 terhadap September 2021) sebesar 3,21 persen. Adapun, komponen inti pada September 2022 mengalami inflasi sebesar 0,30 persen.
Jika dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, pada 2009 sampai 2022, inflasi inti bergerak di angka terendah 1,56 pada 2021 hingga level tertinggi 4,98 persen pada 2013. Sementara itu, sepanjang 2022, dari Januari hingga September 2022, secara bulanan inflasi bergerak di angka 0,19 pada Juni dan tertinggi di angka 0,42 pada Januari 2022.
Adapun yang dimaksud dengan inflasi Inti yaitu komponen inflasi yang cenderung menetap atau persisten (persistent component) di dalam pergerakan inflasi dan dipengaruhi oleh faktor fundamental, seperti interaksi permintaan-penawaran, serta lingkungan eksternal berupa nilai tukar, harga komoditi internasional, dan inflasi mitra dagang.
Sejauh ini, inflasi inti menjadi salah satu patokan Bank Indonesia dalam menentukan suku bunga. Bank Indonesia berkepentingan agar inflasi inti selalu terjaga di posisi rendah.