Free

Mengintip Prospek Pembiayaan Alat Berat dari Kinerja Awal 2023

Prospek pembiayaan heavy equipment (HE) atau alat berat terus tumbuh sepanjang tahun 2023 (YtD).

Jaffry Prabu Prakoso

5 Mei 2023 - 14.40
A-
A+
Mengintip Prospek Pembiayaan Alat Berat dari Kinerja Awal 2023

Alat berat terparkir. Prospek pembiayaan alat berat disebut masih menjanjikan. /Bisnis

Bisnis, JAKARTA— Prospek pembiayaan heavy equipment (HE) atau alat berat disebut masih menjanjikan. Bahkan diprediksi terus mengalami peningkatan pada tahun ini meski harga komoditas tambang dan CPO meninggalkan rekor tertingginya. 

Fenomena meningkatnya permintaan alat berat ini tercermin dari permintaan di PT Clipan Finance Indonesia Tbk. (CFIN). Perusahaan leasing yang sahamnya dimiliki oleh Bank Panin (PNBN) hingga investor saham kawakakan Lo Kheng Hong, mengalami peningkatan pembiayaan alat berat pada April 2023. 

“Prospek alat berat masih bagus. Memang harga batubara terkoreksi tapi masih di atas harga produksi,” kata Direktur Utama Clipan Finance Harjanto Tjitohardjojo kepada Bisnis, Kamis (4/5/2023). 


Ilustrasi alat berat./Dok. Annual Report HEXA.


Adapun realisasi Clipan Finance terhadap pembiayaan alat berat pada April 2023 mencapai Rp200,8 miliar. Angka tersebut naik 60,2 persen apabila dibandingkan pada bulan yang sama tahun sebelumnya yakni Rp79,8 miliar. 

Sementara itu secara unit pada April 2023, Clipan Finance mencatatkan pembiayaan terhadap 116 unit alat berat. Pada April 2022, angkanya lebih sedikit yakni 62 unit, 

Harjanto menjelaskan bahwa tren pembiayaan alat berat tahun ini bersumber dari permintaan di sektor tambang senangkan 75 persen, perkebunan 15 persen, dan lain-lain mencapai 10 persen. 

Baca juga: Gairah Utang Milenial & Risiko Kredit Macet Fintech

Dia menambahkan pihaknya mendeteksi sampai saat ini belum ada dampak signifikan terhadap permintaan alat berat di sektor tambang dari isu green energy. 

Di sisi lain terkait proyek penghiliran mineral, Harjanto menyebutkan hal tersebut secara berharap dapat meningkatkan permintaan pembiayaan alat berat. 

“Proyek hilirisasi mineral saat transisi ada kendala biasanya. Namun kalau sudah berjalan seperti nikel dan batubara, maka lebih sustainaible atau mapan bisnisnya,” tutur Harjanto. 

Diketahui, Amerika Serikat (AS) bersiap untuk menggelontorkan investasi di sektor penghiliran mineral Indonesia. Seolah hendak mengejar dominasi China di industri nikel di Tanah Air.

Baca juga: Adu Moncer Performa Leasing Lo Kheng Hong hingga Boy Thohir

Badan Pembiayaan Pembangunan AS atau Development Finance Corporation (DFC) telah mengungkapkan minatnya pada penghiliran mineral Indonesia dengan tujuan mengamankan akses ke teknologi baterai kendaraan listrik dan komponennya.

Presiden Direktur PT Chandra Sakti Utama Leasing atau CSUL Finance Suwandi Wiratno pun setuju bahwa pembiayaan alat berat masih baik pada 2023. Termasuk karena harga tambang meningkat. 

“Pada masa-masa harga tambang, batu bara, nikel, bauksit, emas, itu semuanya bisa meningkat dan harganya bagus. Itu para pengusaha pemilik tambang itu akan bekerjasama dengan kontraktor-kontraktor tambang untuk melakukan penambangan,” kata Suwandi saat dihubungi Bisnis, Kamis (4/5/2023). (Pernita Hestin Untari)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Editor: Jaffry Prabu Prakoso

Anda harus login untuk mengomentari artikel ini

Total 0 Komentar

Kembali ke Atas
BIG MEDIA
Jalan K.H. Mas Mansyur No. 12AKaret Tengsin - Jakarta Pusat 10220
© Copyright 2024, Hak Cipta Dilindungi Undang - Undang.