Bisnis, JAKARTA – Pemerintah saat ini dalam menjalankan tugasnya bagi pembangunan tidak ingin ada proyek yang mangkrak. Salah satunya dengan melanjutkan pembangunan proyek Kereta Cepat Jakarta Bandung yang merupakan pembangunan transportasi massal dan berguna untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat melalui berbagai kemudahan seperti penggunaan teknologi kereta api super canggih berkecepatan tinggi, kenyamanan, dan tak lupa memperhatikan aspek terpenting yaitu keselamatan dan keamanan.
Kepala Bidang Perhubungan Darat dan Perkeretaapian Asisten Deputi Bidang Perhubungan dan Pekerjaan Umum Deputi Bidang Kemaritiman dan Investasi Sekretariat Negara M. Faisal Yusuf mengatakan Kereta Cepat Jakarta-Bandung akan menjadi pelengkap ekosistem transportasi kereta api melalui potensi pertumbuhan ekonomi baru di Indonesia khususnya di wilayah Jawa Barat dan DKI Jakarta juga daerah-daerah di sekitarnya dan juga akan berkontribusi terhadap peningkatan pembangunan, pertumbuhan, pengembangan perekonomian wilayah dan kawasan.
“Solusi mengatasi kemacetan, mengurangi emisi karbon, dan polusi menjadi hal yang perlu segera dilakukan, salah satu caranya dengan memindahkan penggunaan kendaraan pribadi untuk beralih (shifting) ke transportasi massal menggunakan energi listrik atau energi terbarukan nonfosil. Hal itu penting, mengingat terdapat banyak kerugian sangat besar yang dialami negara akibat kemacetan dan pemborosan penggunaan energi,” ujarnya dikutip dalam laman Setkab, Selasa (4/10/2022).
Adapun kerugian akibat kemacetan di DKI Jakarta hampir Rp100 triliun per tahun dan akan semakin besar menjadi Rp130 triliun apabila ditambah dengan kemacetan Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi (Bodetabek) dan Bandung. Apabila berbagai transportasi telah terintegrasi maka total kerugian dan subsidi akan dapat dikurangi sehingga dana dari pemborosan dan subsidi energi dapat dialihkan kepada pembangunan kesejahteraan, pendidikan, kesehatan dan sebagainya.