Menguji Tuah Perubahan Komposisi Anggota Indeks IDX30

Prospek kinerja indeks IDX30 diyakini semakin cerah setelah adanya pergantian dua konstituen yang dilakukan Bursa Efek Indonesia (BEI).

Ika Fatma Ramadhansari & Lorenzo Anugrah Mahardhika

27 Jan 2022 - 17.05
A-
A+
Menguji Tuah Perubahan Komposisi Anggota Indeks IDX30

Pegawai melintas di dekat layar yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Senin (24/1/2022). Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis, JAKARTA — Bursa Efek Indonesia melakukan evaluasi mayor atas indeks IDX30 yang berlaku efektif untuk periode Februari-Juli 2022. Perubahan komposisi konstituen atau daftar emiten anggota indeks ini diyakini bakal menjadikan prospek indeks ini lebih menjanjikan tahun ini.

IDX30 adalah indeks yang mengukur kinerja harga dari 30 saham yang memiliki likuiditas tinggi dan kapitalisasi pasar besar serta didukung oleh fundamental perusahaan yang baik.

Dalam evaluasi teranyar, BEI mengeluarkan nama jagoan industri rokok yaitu GGRM dan HMSP dari daftar saham IDX30. Posisi keduanya digantikan oleh raksasa teknologi nasional yaitu PT Elang Mahkota Teknologi Tbk. (EMTK) dan juga emiten konstruksi PT Waskita Karya (Persero) Tbk. (WSKT).

Daftar dan jumlah saham yang digunakan dalam penghitungan indeks pada indeks-indeks tersebut akan efektif berlaku pada tanggal 2 Februari 2022.

SVP Research Kanaka Hita Solvera Janson Nasrial mengatakan, prospek kinerja IDX30 ke depannya masih positif setelah masuknya EMTK dan WSKT menggantikan GGRM dan HMSP.

Menurut Janson, kinerja IDX30 utamanya akan ditopang oleh sektor perbankan, batu bara, dan nikel. Potensi kenaikan suku bunga akan menjadi katalis positif untuk sektor perbankan yang dapat mengerek naik net interest margin (NIM) serta return on equity (ROE).

Sementara itu, sentimen inflasi yang dapat menguat akan berdampak positif untuk emiten di sektor batu bara. Hal ini karena inflasi tersebut disebabkan oleh krisis energi, terutama batu bara.

“Harga batu bara pada tahun ini yang masih bullish karena pasokan yang minim juga akan berimbas positif untuk perusahaan,” jelasnya saat dihubungi pada Rabu (26/1).

Selanjutnya, emiten di sektor nikel akan diuntungkan dengan kenaikan permintaan komoditas tersebut untuk pembuatan kendaraan listrik. Di sisi lain, pasokan nikel juga tengah tersendat yang akan meningkatkan harga di pasar.

Adapun, Janson merekomendasikan investor untuk mencermati saham PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) dengan target harga Rp4.900 dan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI) di level Rp8.100 untuk perbankan.

Sementara itu, untuk sektor nikel dan batu bara, saham PT Adaro Energy Tbk. (ADRO) dengan target harga Rp3.000 dan PT Vale Indonesia Tbk. (INCO) di level Rp5.900 dapat dicermati oleh para investor.

Secara terpisah, Analis Kiwoom Sekuritas Abdul Azis Setyo Wibowo mengatakan kinerja IDX30 berpotensi mencatatkan outperform setelah adanya pergantian konstituen.

Menurutnya, kebijakan tapering off the Fed dapat mencegah capital outflow dari pasar Indonesia yang akan berdampak positif terhadap IDX30

“Sentimen tersebut dapat berimbas positif karena bobot terbesar pada IDX30 adalah sektor perbankan. Kami memproyeksikan IDX30 bergerak di range 495-552,” ujarnya.

Seiring dengan hal tersebut, Azis merekomendasikan saham-saham yang saat ini bervaluasi murah seperti PT Indofood Sukses Makmur Tbk. (INDF) dengan target harga Rp6.950 dan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) pada harga Rp4.300.

Menurutnya, secara valuasi, INDF saat ini diperdagangkan pada rasio price to earning (PE) 7,2 kali, di bawah rerata 5 tahun sebesar 12 kali. Sementara itu, BBRI saat ini diperdagangkan dengan price to book value (PBV) 2,2 kali, di bawah rerata 5 tahun sebanyak 2,5 kali.  


TERUS MENGUAT

Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia, kinerja IDX30 sepanjang tahun per Kamis (27/1), tumbuh sebesar 2,03 persen year-to-date (YtD). Capaian kinerja tersebut cukup jauh meninggalkan kinerja IHSG yang hanya naik 0,45 persen YtD.

Head of Equity Trading MNC Sekuritas Medan Frankie Wijoyo Prasetio mengungkapkan bahwa yang menjadi penopang kinerja indeks tersebut adalah sejumlah saham yaitu perbankan yang juga banyak diincar oleh investor asing seperti BBCA, BBRI dan BMRI.

Kemudian sektor komoditas seperti MDKA, PGAS dan INKP serta dari sektor teknologi dan telekomunikasi dan sarana pendukungnya seperti TLKM, EXCL dan TBIG.

Meskipun demikian, pergantian konstituen indeks ini pada evaluasi mayor awal tahun ini pun menurutnya akan turut mendorong kinerja indeks ini.

“Dengan masuknya EMTK dan WSKT diproyeksikan IDX30 berpeluang untuk menguat, karena kedua saham ini memiliki sentimen yang cukup mendukung kinerja sahamnya,” jelas Frankie kepada Bisnis, Rabu (26/1).

Untuk saham EMTK sentimen positif penopangnya adalah dari sektor digital dan teknologi, sedangkan WSKT terkait dengan pemulihan ekonomi dan pembangunan ibu kota negara baru kedepan. Terlebih, ungkapnya, harga saham WSKT saat ini sudah terkoreksi banyak dan berada di level Rp580-Rp600.

Adapun saham emiten rokok, yaitu HMSP dan GGRM yang terdepak dari konstituen indeks IDX30 menurutnya adalah imbas dari performa saham keduanya yang terus menurun dari tahun 2021.

“Walau kedua sahamnya sudah tergolong sangat undervalued, tetapi belum memiliki sentimen positif untuk mendongkrak harga sahamnya,” terang Frankie.

Meski proyeksi IDX30 berpeluang menguat, Frankie menyampaikan masih banyak saham-saham dalam konstituen yang belum naik signifikan seperti INKP, INTP, UNTR, ANTM dan ASII.

Dia menjelaskan, hal ini bisa membuat pergerakan IDX30 terkonsolidasi setidaknya sepanjang kuartal I/2022. Hal ini ditambah lagi dengan adanya kekhawatiran terhadap isu global terkait Covid-19 dan inflasi di Amerika.

“Untuk rekomendasi sahamnya INTP dengan target Rp12.000, ASII di level Rp6.000, WSKT di level Rp800 dan INKP di level Rp8.500,” ulasnya.

Head of Investment Research Infovesta Utama Wawan Hendrayana mengungkapkan keluarnya kedua saham rokok dari IDX30 berkaitan dengan ekspektasi pendaptan yang turun dan kemudian juga menjadi pemberat IDX30.

Sementara itu, EMTK adalah pendorong yang baik bagi kinerja indeks tersebut mengingat bergerak di bidang teknologi yang kinerjanya baik pada tahun lalu.

Wawan juga berpendapat, yang menjadi sentimen positif emiten tersebut masuk dalam indeks adalah perseroan tersebut tidak hanya bergerak dalam bidang teknologi, melainkan juga memiliki sub ekosistem lain mulai dari media hingga rumah sakit.

“Menurut saya ini [EMTK] tambahan yang bagus sekali untuk IDX30. Jadi, ada perwakilan dari saham teknologinya dan kinerja EMTK juga lumayan bagus,” ungkap Wawan kepada Bisnis.

Di sisi lain, untuk saham emiten konstruksi WSKT yang masuk ke dalam konstituen, Wawan menilai prospeknya akan bagus untuk jangka waktu yang panjang. Sementara itu, untuk dalam waktu dekat masih berisiko.

Dia menjelaskan bahwa emiten konstruksi terlebih lagi milik pemerintah agak berbeda dibanding emiten lain. Ketika mendapatkan proyek baru, biasanya emiten ini akan mencari utang atau menjual anak usahanya untuk mendapatkan cashflow pengerjaan proyek tersebut.

Cashflow itu, ungkap Wawan, akan kembali lagi ketika proyek yang sudah jadi kemudian dilego oleh emiten tersebut ke pihak lain. Waskita pun pada saat ini, ungkap Wawan, baru saja mendapatkan proyek baru.

Oleh sebab itu, ungkapnya, yang menjadi tantangan bagi perseroan saat ini adalah dari sisi utang dan kemampuan menyelesaikan proyek tepat waktu.

“Ya menarik konstruksi tapi dalam longterm sekali tapi kalau dalam jangka menengah pendek dia akan banyak tekanan dari sisi pendanaan,” ungkap Wawan.

Oleh karena itu, Wawan pun mengharapkan setidaknya untuk Februari hingga Agustus mendatang jelang restrukturisasi kembali konstituen IDX30 akan lebih baik dibandingkan dengan periode yang sama di tahun lalu.

Sebab, indeks ini mendapatkan eksposur dari saham teknologi, sedangkan emiten pemberatnya yaitu rokok sementara keluar dari konstituen.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Editor: Emanuel Berkah Caesario

Anda harus login untuk mengomentari artikel ini

Total 0 Komentar

Kembali ke Atas
BIG MEDIA
Jalan K.H. Mas Mansyur No. 12AKaret Tengsin - Jakarta Pusat 10220
© Copyright 2024, Hak Cipta Dilindungi Undang - Undang.