Bisnis, JAKARTA - Eksportir liquified natural gas alias LNG terbesar kedua di dunia, Australia, memberi sinyal pembatasan ekspor karena ada kekhawatiran kurang pasokan domestik.
Hal ini dilakukan di tengah tingginya harga komoditas energi global dan persaingan antara Eropa dan Asia untuk mengamankan gas alam seiring dengan berkurangnya produksi dari Rusia.
Hal itu diungkapkan setelah adanya laporan dari Australian Competition and Consumer Commission (ACCC) yang menemukan bahwa kekurangan pasokan ke pasar gas pantai timur akan menjadi risiko keamanan energi nasional.
Kekurangan pasokan gas di Australia bagian timur diperkirakan mencapai 56 petajoule pada 2023. Besarnya setara dengan 10 persen kebutuhan gas tahunan pasar di pantai timur atau sebanyak 14 pengapalan LNG, seperti dikutip dari konferensi pers Menteri Energi Sumber Daya Australia Madeleine King pada Senin (1/8/2022).