Bisnis, JAKARTA – Setelah badai pandemi Covid-19 mereda, pengembang properti masif dalam membangun hunian komersial. Hal ini juga diiringi dengan kenaikan harga properti residensial. Pasalnya, selama pandemi melanda Tanah Air pengembang menahan kenaikan harga jual properti hunian komersial primary atau anyar.
Berdasarkan Survei Harga Properti Residensial (SHPR) yang dikeluarkan Bank Indonesia, indeks harga properti residensial (IHPR) masih mengalami kenaikan sebesar 1,79 persen secara tahunan (yoy) pada kuartal I tahun 2023. Namun demikian, besaran kenaikan IHPR pada kuartal I tahun 2023 ini sedikit lebih rendah dibandingkan dari kuartal IV tahun 2022 yang mencapai 2,00 persen (yoy).
Kenaikan harga rumah terjadi pada rumah tipe kecil, menengah dan besar. Untuk rumah tipe kecil, kenaikan harga rumah pada kuartal I tahun 2023 mencapai sebesar 1,77 persen (yoy), lebih rendah jika dibandingkan dari kuartal IV tahun 2022 yang mengalami kenaikan 2,08 persen.
Kemudian, untuk rumah tipe menengah mengalami kenaikan 2,76 persen (yoy) pada kuartal I tahun 2023, lebih rendah dari kuartal IV tahun 2022 yang mencapai 3,22 persen. Untuk rumah tipe besar, harga rumah mengalami kenaikan 1,36 persen (yoy) di kuartal I tahun 2023, lebih rendah dari kuartal sebelumnya yang mencapai 1,43 persen. Secara spasial, pergerakan indeks harga rumah yang melambat pada kuartal I tahun 2023 terutama terjadi di Kota Pontianak, Yogyakarta, dan Surabaya.