Bisnis, JAKARTA — Solar subsidi yang kini menjadi buruan para sopir truk pengangkut batu bara, minyak sawit hingga hasil perkebunan lainnya di sejumlah daerah di Sumatra dan Kalimantan semestinya menjadi alarm bagi pemerintah untuk lebih meningkatkan pengawasan terhadap bahan bakar minyak bersubsidi tersebut.
Tak bisa terelakkan lagi, selisih harga yang kian jauh dari Solar nonsubsidi menjadi penyebab utama banyaknya masyarakat yang beralih menggunakan Solar subsidi. Saat ini harga Solar subsidi sebesar Rp5.150/liter, sementara Solar non subsidi (Dexlite) harganya Rp12.950/liter.
Selisih harga yang cukup besar ini tentunya menjadi daya tarik bagi oknum-oknum pencari renten ekonomi secara menyimpang. Pada akhirnya, masyarakat yang semestinya berhak mendapatkan subsidi yang akan dirugikan.
Baca juga: Harga Pertamax Naik, Bayangan Kelangkaan Pertalite Mulai Nyata