Menilik Alasan Wilayah Bogor Sangat Diminati Para Pencari Rumah

Permintaan akan hunian di Bogor pun turut dipengaruhi preferensi masyarakat akan hunian dengan harga yang lebih terjangkau, lingkungan yang lebih asri dengan akses mudah ke pusat kota.

Yanita Petriella

6 Apr 2024 - 15.51
A-
A+
Menilik Alasan Wilayah Bogor Sangat Diminati Para Pencari Rumah

Salah satu hunian di Bogor. /istimewa

Bisnis, JAKARTA – Dalam beberapa tahun terakhir, permintaan hunian di Bogor mengalami kenaikan permintaan yang juga mengerek pada harga hunian. Berdasarkan laporan Flash Report Rumah123, Bogor mengalami kenaikan harga hunian tertinggi di Jabodetabek hingga 6,4%, disusul Tangerang 2,6%, Bekasi 1,9%, Depok dan Jakarta 1,4%. 

Head of Research Rumah123 Marisa Jaya mengatakan kota Bogor ini memiliki selisih pertumbuhan harga tertinggi di atas inflasi tahunan di kawasan Jabodetabek, yakni 3,4%. Sementara kota lain di Indonesia dengan selisih pertumbuhan harga tertinggi di atas inflasi tahunan pada bulan ini adalah Denpasar 19,3% dan Medan 1,3%. 

Menurutnya, Bogor unggul di wilayah Jabodetabek karena semakin menarik bagi para investor properti untuk meraih keuntungan jangka panjang. 

Kota ini juga semakin diminati sebagai tempat tinggal utama karena minat yang tinggi terhadap proyek-proyek hunian yang dikembangkan sejumlah pengembang terkemuka. 

“Permintaan akan hunian di Bogor pun turut dipengaruhi preferensi masyarakat akan hunian dengan harga yang lebih terjangkau, lingkungan yang lebih asri dengan akses mudah ke pusat kota. Ini menjadikan Bogor pilihan yang ideal bagi mereka yang mencari keseimbangan antara hidup perkotaan dan keasrian alam,” ujarnya dalam Flash Report, Sabtu (6/4/2024). 

Dalam tiga bulan terakhir, masyarakat yang mencari hunian di Bogor masih didominasi preferensi rentang harga Rp400 juta hingga Rp1 miliar sebesar 33,74%, hunian Rp1 miliar hingga Rp3 miliar 26,79%, dan di bawah Rp400 juta 26,56%. 

Adapun wilayah yang paling diminati di Bogor adalah Babakan Madang 14,97%, Cibinong 9,11%, Cileungsi 5,46%, Gunung Putri 5,27%, dan Bojonggede 4,18%.

Head of Research Jones Lang LaSalle (JLL) Yunus Karim menuturkan Bogor menjadi wilayah yang ramai diincar pengembang untuk membangun perumahan berskala kota sejak tahun ini. Hal ini karena infrastruktur konektivitas jalan yang sudah terhubung di kawasan Bogor.

“Sejak tahun lalu, pengembang sangat aktif meluncurkan produk-produk baru. Bahkan kota yang sebelumnya lebih sepi di Bogor pun ikut bergabung dengan memperkenalkan klaster baru dan membuka kawasan perumahan berskala,” katanya. 

Baca Juga: Pasar Rumah Tapak Makin Bergeliat Tersulut Insentif PPN DTP


Marketing Manager PT Suryamas Dutamakmur Tbk (SMDM) Erry Andriansyah mengatakan kota Bogor semakin menarik sebagai tempat tinggal utama, seiring dengan meningkatnya minat masyarakat terhadap hunian yang lebih alami dan sehat.

Rancamaya Golf Estate di kota Bogor mengalami peningkatan penjualan rumah dan kavling sejak Januari hingga pertengahan Maret 2024, naik sekitar 15% dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya.

“Ini karena banyak warga Jakarta yang tertarik untuk tinggal di perumahan dengan nuansa resor yang menawarkan lebih banyak area hijau. Setelah pandemi Covid-19, pola hidup masyarakat telah berubah, mereka semakin sadar akan pentingnya lingkungan yang bersih dan bebas polusi,” ucapnya.

Menurutnya, peningkatan penjualan perumahan yang menyasar segmen pasar menengah ke atas ini dipengaruhi oleh komitmen pengembang dalam mengembangkan lingkungan hijau selama 30 tahun. Adapun sekitar 90% pembeli Rancamaya Golf Estate mengutamakan kualitas lingkungan yang berdampak kepada investasi kesehatan.

“Keberhasilan ini merupakan hasil dari komitmen kami dalam menjaga kelestarian lingkungan selama 30 tahun terakhir. Rancamaya tidak hanya menjual rumah dan kavling, tapi juga menjual kualitas lingkungan,” tuturnya. 

Saat ini emiten berkode SMDM tengah membangun hunian fase 3 di klaster Amadeus yang berlokasi di Distrik Kingsville. Total rumah yang ditawarkan di klaster ini adalah 356 unit dengan sisa sekitar 70 unit. 

Sebelumnya, peminat di Rancamaya berasal dari generasi Gen X berusia 44 hingga 59 tahun, namun bergeser mengalami perluasan ke generasi milenial atau Gen Y usia 28 hingga 43 tahun yang juga mulai tertarik untuk tinggal di kawasan ini.

“Di klaster Amadeus, terdapat rumah-rumah yang memenuhi syarat insentif Pajak Pertambahan Nilai Ditanggung Pemerintah (PPN DTP) atau free PPN sebesar 11% karena harga Rp1,1 miliar,” ujar Erry.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Editor: Jaffry Prabu Prakoso

Anda harus login untuk mengomentari artikel ini

Total 0 Komentar

Kembali ke Atas
BIG MEDIA
Jalan K.H. Mas Mansyur No. 12AKaret Tengsin - Jakarta Pusat 10220
© Copyright 2024, Hak Cipta Dilindungi Undang - Undang.