Menjamin Layanan Optimal Jelang Merger Pelindo

Kementerian Perhubungan pun mewanti-wanti agar keempat Pelindo merencanakan transisi dengan baik agar layanan bagi pengguna jasa tetap optimal.  

Anitana Widya Puspa

20 Sep 2021 - 21.38
A-
A+
Menjamin Layanan Optimal Jelang Merger Pelindo

Nakhoda mengoperasikan kapal tunda (tug boat) di Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya, Jawa Timur, Senin (3/12/2018), untuk menarik kapal kargo yang akan berlayar./Antara

Bisnis, JAKARTA – Satu dari sederet pertanyaan menjelang merger PT Pelabuhan Indonesia (Persero) I hingga IV pada 1 Oktober adalah bagaimana layanan kepada pengguna jasa berjalan normal selama transisi menuju penggabungan. Bagaimanapun, sumber daya manusia, budaya kerja, dan teknologi peralatan keempat BUMN pelabuhan itu beragam.

Tidak hanya pengguna jasa, Kementerian Perhubungan pun mewanti-wanti agar keempat Pelindo merencanakan transisi dengan baik agar layanan bagi pengguna jasa tetap optimal.  

Direktur Kepelabuhanan Kemenhub Subagiyo mengatakan penguatan SDM dan perbaikan manajemen menjadi kunci pada awal transisi integrasi yang targetnya adalah peningkatan layanan dan penguatan konektivitas.  

“Selanjutnya, jika [merger] sudah berjalan, maka kunci peningkatan layanan adalah standarisasi layanan dan optimalisasi teknologi informasi,” ujarnya, Senin (20/9/2021).

Menurutnya, standarisasi tidak hanya terkait dengan prosedur sistem operasi (SOP) layanan, tetapi juga standarisasi fasilitas pokok maupun penunjang. Akselerasi layanan diperkuat dengan optimalisasi TI yang menjadi keharusan di seluruh lini layanan di pelabuhan.

Sinergi keempat perusahaan pelat merah akan memperbaiki konektivitas dan meningkatkan kinerja pelabuhan sehingga berkontribusi menurunkan biaya logistik nasional. Ujungnya, harga barang yang diperoleh masyarakat turun, lalu lintas barang antarpulau lebih efisien melalui integritas hub and spoke yang lebih terkoordinasi, serta membuka lapangan pekerjaan baru melalui peningkatan investasi di pelabuhan.

Merespons permintaan pemerintah, Direktur  Operasi dan Komersial Pelindo III Putut Sri Muljanto mengatakan pengajuan keluhan pelanggan masih menggunakan SOP  yang saat ini digunakan setiap regional. Penanganan keluhan juga masih menggunakan SOP yang saat ini berjalan di setiap regional. Baru setelah merger, Pelindo secara bertahap akan memperbaiki dan menstandarisasi SOP secara nasional.

Konsumen baru dapat mengunjungi portal konsumen baru Pelindo dan memilih sistem layanan pada menu regional 1, 2, 3, 4 untuk mengajukan permintaan layanan pelanggan.

Tak hanya itu, tingkat service level agreement (SLA) dan service level guarantee (SLG)  juga akan diterapkan bagi layanan kargo di pelabuhan berskala terminal sesuai subholding. Adapun, nasib pelabuhan kecil, seperti Maumere, Lhokseumawe, dan Berau, akan ditangani oleh surviving regional.

Dari aspek keuangan dan pembayaran, Putut mengatakan mekanisme yang sama seperti saat ini masih akan berlaku sesuai dengan aturan di setiap Pelindo.

PENYESUAIAN KONTRAK

Di sisi lain, pascamerger, Pelindo akan menyesuaikan kontrak kerja sama yang  telah diteken secara jangka panjang dengan mitra.

Putut menjelaskan kontrak-kontrak kerja sama yang telah berjalan akan tetap berjalan seperti biasa, kontrak baru akan diubah.

“Lalu untuk kontrak yang masih  jangka panjang di atas 5 tahun atau 10 tahun, akan dilakukan inovasi. Inovasi penggantian subjek dari sebelumnya pelindo  I, II, II, IV menjadi Pelindo,” katanya.

Sementara itu, operator pelabuhan swasta memandang merger Pelindo sebagai dorongan untuk berkompetisi secara sehat seusai dengan regulasi.

Ketua Umum Asosiasi Badan Usaha Pelabuhan Indonesia (ABUPI) Aulia Febrial Fatwa mengatakan kompetisi merupakan hal lumrah dan biasa terjadi setelah pembukaan kesempatan seluas-luasnya bagi swasta untuk mengelola pelabuhan.

“Jadi sekali lagi, kami melihatnya ini bukan suatu ancaman atau sesuatu yang negatif. Ini sesuatu lecutan bagi swasta untuk bisa meningkatkan dirinya agar tidak ‘ketinggalan kereta’,” ujarnya.

Lebih jauh, Aulia berharap Pelindo pascamerger dapat mengepakkan sayap ke luar negeri setelah integrasi. Pelindo, tuturnya, harus mampu unjuk diri menjadi pemain global dalam mengelola pelabuhan internasional. 

Aulia tidak meragukan kapasitas dan kapabilitas Pelindo jika melihat portofolio kelolaan yang sudah puluhan pelabuhan di Indonesia.  

“Ibaratnya ini kan empat gajah besar  bergabung menjadi satu. Tiba saatnya bagi Pelindo untuk mengepakkan sayapnya dan mengibarkan Merah Putih di negeri seberang. Kalau hanya berkutat di domestik, ya  buat apa,” ujarnya.

Penggabungan Pelindo akan menyatukan produksi bongkar muat peti kemas keempat BUMN pelabuhan menjadi 16,7 juta TEUs. Dengan sendirinya, Pelindo akan menjadi operator terminal kontainer terbesar ke-8 di dunia. Merger juga akan menggabungkan aset senilai Rp112 trilun dan total pendapatan Rp28,6 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Editor: Sri Mas Sari

Anda harus login untuk mengomentari artikel ini

Total 0 Komentar

Kembali ke Atas
BIG MEDIA
Jalan K.H. Mas Mansyur No. 12AKaret Tengsin - Jakarta Pusat 10220
© Copyright 2024, Hak Cipta Dilindungi Undang - Undang.