Menuju Rumah Sakit Pintar, Sejumlah Tantangan Mengadang

Penyedia layanan kesehatan di Indonesia sudah mulai beralih dari sistem konvensional ke sistem digital. Studi terbaru, rumah sakit memasuki tahap awal adaptasi digital dan masih menghadapi sejumlah tantangan.

Redaksi

18 Des 2023 - 16.29
A-
A+
Menuju Rumah Sakit Pintar, Sejumlah Tantangan Mengadang

Ilustrasi Rumah Sakit./Istimewa

Bisnis, JAKARTA - Penyedia layanan kesehatan di Indonesia sudah mulai beralih dari sistem konvensional ke sistem digital. Studi terbaru, rumah sakit memasuki tahap awal adaptasi digital dan masih menghadapi sejumlah tantangan.

Menurut studi Kearney, rumah sakit mulai menyadari pentingnya data berbasis nilai tambah dalam mengimplementasikan layanan yang berpusat pada pelanggan. Transformasi ini sejalan dengan visi Presiden Joko Widodo yang mendorong rumah sakit untuk mengubah sistem layanan mereka menjadi Rumah Sakit Pintar. 

Pada Maret 2023, pemerintah memperkenalkan Satu Sehat Mobile untuk memperluas manfaat aplikasi PeduliLindungi di luar tujuan awalnya untuk mengelola COVID-19, termasuk sentralisasi rekam medis nasional. Inisiatif ini mencerminkan komitmen pemerintah untuk memodernisasi rumah sakit dan meningkatkan akses publik ke data kesehatan pribadi.

"Komitmen dan inisiatif pemerintah untuk mengubah fasilitas kesehatan, khususnya rumah sakit, sangat kami hargai karena telah meningkatkan akses masyarakat terhadap layanan kesehatan," kata Partner dan Direktur Utama Kearney Shirley Santoso, dikutip Senin (18/12/2023). 

Studi Kearney menunjukkan sangat penting mempercepat kemajuan menuju transformasi saat ini. Shirley percaya bahwa dengan menggabungkan teknologi digital yang mutakhir dapat mendekatkan akses pasien ke perawatan berbasis nilai tambah. 

Memanfaatkan kecerdasan buatan (artificial intellegent/AI) dapat membantu rumah sakit mengembangkan layanan, termasuk chatbot yang melibatkan pasien, bantuan keputusan klinis, penerjemahan bahasa, pemeriksa interaksi obat, dan penanganan pasien.

Saat ini, teknologi AI sudah digunakan oleh rumah sakit di Indonesia, dengan aplikasi mulai dari prediksi rantai pasokan rumah sakit hingga bot WhatsApp untuk interaksi dengan pasien. Teknologi AI membantu mengotomatisasi pengumpulan data menggunakan WhatsApp, mengirimkan informasi dan pemberitahuan otomatis kepada pasien di Indonesia. 

TANTANGAN

Partner Kearney Sanath Kumar menerangkan laporan tersebut menyoroti bahwa rumah sakit seringkali menghadapi berbagai rintangan yang menghambat perjalanan transformasi digital rumah sakit, termasuk pendanaan yang tidak memadai, prioritas bisnis yang saling bertentangan, kurangnya tenaga kerja yang berkualitas, dan terbatasnya kapasitas untuk menerjemahkan data ke dalam wawasan yang praktis.

"Penggunaan teknologi tersebut perlu ditingkatkan agar dapat beroperasi dengan sistem yang lebih berpusat pada pasien, serta efektif dan efisien," ujarnya.

Model PULSE Rumah Sakit Digital dari Kearney - Prioritize (Prioritaskan), Upgrade (Perbarui), Leverage (Manfaatkan), Set up and Scale (Atur dan Ukur), dan Elevate (Tingkatkan) - merekomendasikan lima tindakan yang dapat dilakukan untuk mempercepat transformasi digital rumah sakit di Indonesia.

Pertama, prioritaskan inisiatif digital secara strategis. Untuk memaksimalkan digitalisasi, rumah sakit harus memiliki strategi investasi yang memberi keuntungan kepada penyedia dan juga pasien. Rumah sakit sebaiknya mengidentifikasi mitra yang tepat untuk merancang strategi dan juga investasi, serta memprioritaskan investasi berdasarkan potensi nilai tambah bagi pasien, pembeli, dan penyedia layanan. 

BACA JUGA : Daftar Pekerjaan yang Berpotensi Digantikan oleh Teknologi AI 

Kedua, meningkatkan dan mengintegrasikan sistem-sistem agar sejalan dengan tata kelola data. Rumah sakit harus menyelaraskan strategi organisasi dengan digitalisasi yang diprioritaskan melalui platform teknologi yang telah terintegrasi. 

Hal ini memerlukan kerjasama antara para pemangku kepentingan (pasien digital, pembayar, penyedia, dan manajer praktik, perusahaan farmasi, dan lembaga kesehatan publik), data dan analitika (visualisasi data, kemampuan AI dan ML, kembaran digital , dan saluran), integrasi (rekayasa data, tempat penyimpanan data, katalog data, lapisan API), dasar (agil, manajemen layanan, dan hosting), dan tata kelola data dalam ekosistem untuk mendorong transformasi digital. 

Ketiga, memanfaatkan potensi penuh dari kemitraan ekosistem. Dengan bekerja sama dengan startup dan perusahaan kesehatan digital lainnya, rumah sakit dapat memanfaatkan keahlian dan pengetahuan mereka, memungkinkan mereka untuk berkembang dengan cepat dan efektif. Pihak eksternal ini juga dapat memberikan akses teknologi terkini yang mungkin tidak dimiliki rumah sakit untuk dikembangkan atau diimplementasikan secara mandiri.

Keempat, membuat dan meningkatkan laboratorium digital. Untuk mencapai keunggulan operasional digital, rumah sakit sebaiknya mendirikan dan meningkatkan laboratorium digital. Laboratorium ini dapat membantu merencanakan, membangun, dan menguji solusi digital sambil menyediakan lingkungan yang aman untuk bereksperimen dengan teknologi baru. 

BACA JUGA : Manfaat dan Risiko Penggunaan AI dalam Pekerjaan Manusia 

Kelima, menaikkan standar dari metrik tradisional ke metrik berbasis nilai. Dengan mengukur perkembangan dalam metrik yang berfokus pada pasien, rumah sakit dapat mencapai perawatan berbasis nilai tambah dan memberikan hasil yang lebih baik bagi pasien.

Menurut penemuan studi Kearney, transformasi digital sistem kesehatan di Asia masih berada dalam tahap awal yang hanya memprioritaskan peningkatan proses, manajemen permintaan, kesehatan preventif, dan pemberdayaan teknologi. 

Transformasi ini masih dikategorikan tertinggal dibandingkan dengan industri lain yang telah mencapai tahap kematangan digital, seperti telekomunikasi dan ritel. Maka dari itu, ada permintaan mendesak untuk layanan kesehatan digital yang membutuhkan penyesuaian dan otonom.

"Harapannya, rumah sakit dapat memanfaatkan model digital PULSE sebagai panduan mempercepat perjalanan transformasi digital-nya. Maka dari itu, mereka dapat menyediakan layanan kesehatan publik yang terintegrasi, mudah, dan juga efektif," kata Sanath. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Editor: Rinaldi Azka
Kembali ke Atas
BIG MEDIA
Jalan K.H. Mas Mansyur No. 12AKaret Tengsin - Jakarta Pusat 10220
© Copyright 2024, Hak Cipta Dilindungi Undang - Undang.