Bisnis, JAKARTA — Periode 2022 akan menjadi tahun pertaruhan bagi industri rokok di dalam negeri, seiring dengan dinaikkannya besaran cukai hasil tembakau di tengah daya beli dan konsumsi yang belum pulih serta gangguan produksi tembakau akibat cuaca buruk.
Ketua Gabungan Produsen Rokok Putih Indonesia (Gaprindo) Benny Wahyudi mengatakan perbaikan produksi pada tahun depan akan sangat bergantung pada kenaikan tarif cukai hasil tembakau (CHT).
"Kalau kenaikan cukainya eksesif dan situasi pandemi belum berakhir, kami masih waswas. Agak berat kalau ada kenaikan, [produksi] tidak turun saja sudah bagus," kata Benny ketika dihubungi, Selasa (2/11/2021).
Dia juga mengatakan pertumbuhan produksi yang terindikasi dari pemesanan cukai tidak mencerminkan serapan di pasar.