Bisnis, JAKARTA — Aksi ekspansi agresif dan prospek bisnis yang menjanjikan di sektor energi baru terbarukan menjadikan saham PT Pertamina Geothermal Energy Tbk. (PGEO) dinilai masih menarik oleh sejumlah analis, kendati sudah naik cukup tinggi akhir-akhir ini.
Akhir pekan lalu, Jumat (22/12/2023), saham PGEO ditutup di level Rp1.190, anjlok 2,86% dalam sehari. Dalam sepekan, total saham PGEO sudah turun 8,81%. Meski begitu, jika dibandingkan dengan harga sahamnya saat IPO yang sebesar Rp875, saham PGEO masih naik 36%.
Koreksi saham justru terjadi di kala perseroan baru saja melakukan groundbreaking untuk proyek Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Lumut Balai Unit 2 di Kabupaten Muara Enim, Sumatera Selatan, Selasa (19/12/2023).
Proyek tersebut bakal menambah kapasitas terpasang perseroan sebesar 55 MW. Sebelumnya, Unit 1 sudah lebih dahulu beroperasi dengan kapasitas yang sama. Sementara itu, Unit 3 dan 4 masing-masing 55 MW akan menyusul dalam waktu dekat.