Sejak lama, metafora telah digunakan oleh banyak tokoh di dunia sebagai alat wacana politik. Atribut metafora dalam konteks wacana sangat dipengaruhi oleh tujuan komunikasi yang hendak dicapai.
Adolf Hitler kerap menggunakan metafora untuk mendiseminasi kebencian terhadap etnis Yahudi. Dalam manifesto otobiografinya berjudul Mein Kampf, Sang Fuhrer mengibaratkan orang-orang Yahudi layaknya parasit yang hidup menumpang dan mengisap darah.
Tak hanya dituangkan dalam bentuk tulisan, metafora parasit dan laba-laba pengisap darah untuk bangsa Yahudi digunakan Hitler berulang kali dalam orasi politiknya. Termasuk kala dia pertama kali menyampaikan pidato setelah terpilih menjadi pemimpin absolut di Jerman pada 30 Januari 1933.
Pembentukan metafora yang dikenakan Hitler terhadap orang-orang Yahudi tak hanya didasari oleh tujuan komunikasi, tetapi juga dilatarbelakangi oleh perspektif yang terbangun sekian lama.