Mewaspadai Beban Pemberat Neraca Perdagangan Indonesia

Impor migas Indonesia yang cenderung bersifat konsumtif membuat beban pada neraca perdagangan makin berat, seiring dengan lonjakan harga minyak dunia.

Ibeth Nurbaiti

26 Feb 2022 - 04.00
A-
A+
Mewaspadai Beban Pemberat Neraca Perdagangan Indonesia

Suasana bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Makassar, Sulawesi Selatan, Minggu (13/2/2022). Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan neraca perdagangan pada Januari 2022 kembali mengalami surplus sebesar US$930 juta. Surplus ini menurun dibandingkan surplus pada Desember 2021, sebesar US$ 1,02 miliar. Bisnis/Paulus Tandi Bone

Bisnis, JAKARTA — Defisit neraca perdagangan minyak dan gas bumi diproyeksikan bakal makin lebar, seiring dengan kenaikan harga minyak dunia yang dipicu oleh kemelut geopolitik antara Rusia dan Ukraina. 

Pemerintah pun mendorong peningkatan volume ekspor produk manufaktur nonmigas untuk menutupi potensi melebarnya defisit neraca perdagangan tahun ini. 

Kepala Badan Pengkajian dan Pengembangan Perdagangan (BP3) Kemendag Kasan Muhri mengakui adanya potensi melebarnya defisit neraca perdagangan minyak dan gas (migas) akibat kenaikan harga minyak dunia.

Baca juga: Lampu Kuning Harga Minyak Mentah Indonesia

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Editor: Ibeth Nurbaiti
Anda belum memiliki akses untuk melihat konten

Untuk melanjutkannya, silahkan Login Di Sini

Kembali ke Atas
BIG MEDIA
Jalan K.H. Mas Mansyur No. 12AKaret Tengsin - Jakarta Pusat 10220
© Copyright 2024, Hak Cipta Dilindungi Undang - Undang.