Mewujudkan Mimpi Indonesia Sebagai Pemain Mobil Listrik Global

Dengan pembuatan baterai di dalam negeri, menjadi momentum yang sangat baik bagi peningkatan potensi mobil listrik nasional. Pemerintah pun menargetkan produksi mobil listrik di Indonesia bisa tercapai pada Mei 2022.

Rayful Mudassir & M. Richard

18 Sep 2021 - 00.42
A-
A+
Mewujudkan Mimpi Indonesia Sebagai Pemain Mobil Listrik Global

Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyaksikan groundbreaking pabrik baterai yang dibangun oleh Hyundai Motor Group dan LG Energy Solution Ltd. /Biro Pers Sekretariat Presiden-Laily Rachev

Bisnis, JAKARTA — Mimpi Indonesia untuk masuk ke kancah ekosistem kendaraan listrik global kian nyata, seiring dengan ground breaking pabrik baterai kendaraan listrik senilai US$1,1 miliar atau setara Rp15,6 triliun di Karawang, Jawa Barat.

Dengan pembuatan baterai di dalam negeri, menjadi momentum yang sangat baik bagi peningkatan potensi mobil listrik nasional. Pemerintah pun menargetkan produksi mobil listrik di Indonesia bisa tercapai pada Mei 2022.

Ground breaking pabrik baterai mobil listrik PT HKML Battery Indonesia yang diresmikan oleh Presiden Joko Widodo pada Rabu (15/9/2021), akan menjadi pabrik baterai listrik pertama di Indonesia dan juga Asia Tenggara.

Pabrik tersebut merupakan proyek investasi antara konsorsium asal Korea Selatan yakni LG Energy Solution dan Hyundai Motor Group dengan PT Industri Baretai Indonesia atau Indonesia Battery Corporation (IBC). Pada tahap pertama, kapasitas produksinya akan mencapai 10 giga watt per hour.

Presiden Joko Widodo meresmikan pembangunan pabrik baterai mobil listrik PT HKML Battery Indonesia di Karawang Jawa Barat./Agus Suparto

Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia mengatakan bahwa setelah pemerintah memulai ground breaking pabrik baterai tersebut, produksi mobil listrik di dalam negeri akan dimulai Mei 2022.

Nantinya, dari produksi tersebut, sekitar 80% mobil listrik yang diproduksi tersebut akan diekspor. “Untuk [produksi] mobil listrik Mei 2022, Indonesia ini bukan baru akan ya. 2022 bulan Mei itu kita sudah produksi mobil listrik buatan Hyundai,” katanya saat konferensi pers, Jumat (17/9/2021).

Proyek pembangunan pabrik baterai kendaraan listrik itu merupakan bagian dari rencana investasi Korea Selatan senilai US$9,8 miliar atau setara Rp142 triliun.

Dia menuturkan bahwa perusahaan LG dan Hyundai telah memiliki pasar yang cukup luas di dunia internasional. Sebab itu, akses pasar untuk kendaraan listrik pun tidak perlu diragukan lagi.

“[Tahap] awal ini, 80% [kendaraan listrik yang diproduksi akan] ekspor. Market mereka yang urus, makanya di sini kelihaian kita memainkan peran. Produk yang kita punya pasti akan ekspor,” terangnya.

Adapun proses pengolahan nikel termasuk smelter akan dibangun di Maluku Utara, di lokasi yang dekat dengan bahan baku. Selain itu, pemerintah juga akan menyiapkan Kawasan Industri Terpadu (KIT) Batang sebagai lokasi recycle, cathode, dan precursor.

Infrastruktur dasar KIT Batang telah selesai sejak Mei 2021, tetapi pembangunan fasilitas recycle, cathode, dan precursor akan dimulai pada akhir tahun ini.

Sementara itu, dalam proses produksi kendaraan listrik, Bahlil menyebut bahwa Indonesia memiliki sebagian besar bahan baku di dalam negeri. Hanya litium yang memiliki porsi 10% dari konstruksi kendaraan listrik yang masih impor.

Setelah pembangunan tersebut, Kementerian ESDM juga menargetkan Industri Baterai Indonesia (IBI) dapat menjadikan Indonesia sebagai pemain kendaraan listrik dunia pada 2027.

“Kalau semuanya selesai, IBI bisa menyumbangkan sekitar US$25 miliar untuk GDP, bisa menyerap 23.000 orang [tenaga kerja], dan untuk trade balance sekitar US$9 miliar. Ini kalau sukses,” kata Staf Khusus Menteri ESDM Bidang Percepatan Pengembangan Industri Sektor ESDM Agus Tjahajana, belum lama ini.

Sementara itu, Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) menilai dengan dimulainya pembangunan pabrik baterai di Tanah Air, efisiensi harga produksi mobil listrik dapat tercapai sehingga menekan harga jual mobil listrik.

Sekretaris Umum Gaikindo Kukuh Kumara mengatakan pembuatan baterai merupakan momentum yang sangat baik bagi peningkatan potensi mobil listrik nasional.

Menurut dia, operasional pabrik baterai akan menciptakan banyak industri baru terkait dengan mobil listrik yang membuat pertumbuhan ekonomi dan pendapatan per kapita nasional lebih baik.

Di samping itu, pabrik listrik juga membuat beban operasional pengadaan baterai serta komponen lainnya menjadi berkurang sehingga menciptakan ruang untuk penurunan harga jual EV.

"Memang ke depan ada pertemuan kurva yang lebih baik dari permintaan dan suplai mobil listrik. Kami berharap kalau mobil listrik saat ini masih di kisaran Rp600 juta, maka bisa ditekan ke Rp350 juta atau bahkan Rp200 juta, sehingga mendorong permintaan," sebutnya kepada Bisnis, Rabu (15/9/2021).

Kukuh melanjutkan pembuatan pabrik juga akan membuat rasio konten lokal mobil-mobil nasional. Terlebih, di luar baterai, banyak juga industri komponen lokal yang sedang berkembang dan mampu menjawab kebutuhan produksi mobil nasional.

"Memang seharusnya merek mobil yang datang ke sini tidak boleh hanya menargetkan pasar Indonesia, tetapi harus ekspor. Kita punya semua industri hulu hingga hilir otomotif di sini. Tentunya skala ekonominya lebih baik," tuturnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Editor: Ibeth Nurbaiti*

Anda harus login untuk mengomentari artikel ini

Total 0 Komentar

Kembali ke Atas
BIG MEDIA
Jalan K.H. Mas Mansyur No. 12AKaret Tengsin - Jakarta Pusat 10220
© Copyright 2024, Hak Cipta Dilindungi Undang - Undang.