Militer Myanmar Tidak Menyambut Baik Uluran Tangan Asean

Hingga saat ini, militer Myanmar masih belum memberi akses kepada utusan Khusus Asean untuk bisa bertemu dengan semua pihak terkait di negeri yang sedang bergolak  itu. 

Saeno

26 Okt 2021 - 15.01
A-
A+
Militer Myanmar Tidak Menyambut Baik Uluran Tangan Asean

Panglima Junta Militer Myanmar Jenderal Min Aung Hlaing saat tiba di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten (24/4/2021) untuk menghadiri KTT ASEAN 2021 di Sekretariat Asean, Jakarta./Antara /Biro Pers-Rusman

Bisnis, JAKARTA - Myanmar dinilai tidak memberikan sambutan yang baik atas uluran tangan dari Asean.  Padahal, sebagai keluarga, Asean berniat baik untuk membantu Myanmar keluar dari krisis politik yang terjadi.

Hingga saat ini, militer Myanmar masih belum memberi akses kepada utusan Khusus Asean untuk bisa bertemu dengan semua pihak terkait di negeri yang sedang bergolak  itu. 

Menteri Luar Negeri RI Retno L.P. Marsudi menyatakan sikap militer Myanmar itu disayangkan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi).

"Bapak Presiden menyayangkan sikap Myanmar yang tidak menyambut baik uluran tangan Asean sebagai keluarga, untuk membantu Myanmar keluar dari krisis politiknya," ujar Menlu Retno dalam keterangannya terkait KTT Asean ke-38 dan ke-39, Selasa (26/10/2021).

Keseluruhan KTT yang akan berlangsung sampai 28 Oktober
2021 itu dilakukan secara virtual di bawah Keketuaan Brunei
Darussalam.

KTT Asean ke-38 dan ke-39 dipimpin langsung oleh Sultan Hassanal Bolkiah, selaku Ketua Asean. KTT dihadiri sembilan pemimpin negara Asean dan Sekjen Asean.

Sesuai dengan keputusan Emergency AMM, Myanmar diundang
pada level non-politik. Namun, sampai pelaksanaan KTT Myanmar tidak menyampaikan wakil pada level non-politik. Meski begitu, screen untuk Myanmar tetap disiapkan untuk anggota Asean yang sedang bermasalah tersebut. 

Menurut Menlu Retno, akses yang diminta oleh Utusan Khusus Asean untuk dapat bertemu dengan semua pihak terkait, sampai saat-saat akhir menjelang KTT masih belum diberikan oleh Militer Myanmar. 

Menlu Retno menambahkan keputusan Asean untuk mengundang wakil Myanmar pada tingkat non-politik dalam KTT adalah sebuah keputusan yang berat, tapi harus dilakukan.

"Presiden mengingatkan, penting bagi kita untuk tetap menjaga
penghormatan terhadap prinsip non-interference, namun di pihak lain, kita juga berkewajiban menjunjung tinggi prinsip-prinsip lain dalam Piagam Asean seperti demokrasi, good governance, penghormatan terhadap hak asasi manusia, dan pemerintah yang konstitusional," ujar Menlu Retno.

Menlu menambahkan, menurut Presiden Jokowi menyampaikan bahwa uluran tangan Asean harus tetap ditawarkan kepada Myanmar, termasuk pemberian bantuan kemanusiaan kepada rakyat Myanmar.

"Rakyat Myanmar memiliki hak untuk hidup damai dan sejahtera, dan Indonesia secara konsisten mengharapkan demokrasi melalui proses yang inklusif dapat segera dipulihkan di Myanmar," ujar Menlu Retno mengutip pernyataan Presiden Jokowi. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Editor: Saeno

Anda harus login untuk mengomentari artikel ini

Total 0 Komentar

Kembali ke Atas
BIG MEDIA
Jalan K.H. Mas Mansyur No. 12AKaret Tengsin - Jakarta Pusat 10220
© Copyright 2024, Hak Cipta Dilindungi Undang - Undang.