Mimpi Dirut Pertamina Jadikan Indonesia Seperti California

Pertamina terus menjalin kerja sama dengan berbagi perusahaan untuk mengurangi emisi karbon secara masif.Dengan begitu, Indonesia bisa memiliki udara yang segar dan jauh dari polusi seperti di California, Amerika Serikat (AS).

13 Mei 2021 - 13.57
A-
A+
Mimpi Dirut Pertamina Jadikan Indonesia Seperti California

Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati.

Bisnis, JAKARTA - Perjalanan ke Amerika Serikat di masa pandemi membawa kesan yang begitu dalam bagi Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati. Bagaimana tidak, perjalanan tersebut merupakan yang pertama kalinya sejak lebih dari setahun. 

Perjalanan yang dilakukan jelang momen Hari Raya Idulfitri itu pun dilakoninya karena tuntutan pekerjaan. Meski begitu, perjalanannya di Negeri Paman Sam tetap diselipi waktu bersantai. 

Salah satunya ketika dia berada di California. Nicke mengaku dia mendapatkan kejutan berupa bunga dari orang tak dikenal saat momen Mother's Day pada 11 Mei lalu. 

Dirinya juga bisa merasakan udara yang segara saat berjalan pagi di kota tersebut. Hal itu pun membuatnya berpikir untuk menjadikan udara Indonesia serupa California. 

"Sungguh nikmat apabila Indonesia memiliki udara yang segar dan jauh dari polusi," ungkapnya seperti dikutip dari akun Instagram @nicke_widywati pada Kamis (13/5/2021).

Apalagi Pertamina mulai bekerja sama dengan sejumlah perusahaan untuk mengurangi emisi karbon secara masif. Salah satunya dengan Albermarle Corporation.

Dalam lawatannya ke AS, Nicke menandatangani kerja sama untuk proyek pembangunan pabrik katalis dengan perusahaan tersebut. Pertamina juga bekerja sama dengan Air Products dan Bukit Asam untuk melanjutkan proyek gasifikasi batu bara menjadi DME yang akan menjadi subsititusi LPG.

Dengan proyek tersebut, produksi batu bara bisa dimanfaatkan. Apalagi Indonesia merupakan lima besar prosusen batu bara di dunia. 

Selain itu, kerja sama tersebut menyangkut pembangunan pabrik katalis yang dapat mensubstitusi katalis yang mayoritas saat ini diimpor. Seluruh kerja sama itu diharapkan dapat menekan emisi karbon.

"Pertamina sebagai BUMN telah memformulasikan kembali strategi yang sejalan dengan arahan Pemerintah dalam mencapai penurunan 41 persen cabon emission pada 2030," kata Nicke sebelumnya.

Dengan kerja sama itu, proyek gasifikasi batu bara menjadi DME di Tanjung Enim, Sumatera Selatan dipastikan akan dilanjutkan. Adapun proyek stategis nasional (PSN) tersebut akan berjalan selama 20 tahun dengan investasi asing dari APCI sebesar US$ 2,1 miliar atau setara Rp 20 triliun. 

Dengan utilisasi 6 juta ton batu bara per tahun, proyek ini dapat menghasilkan 1,4 juta DME per tahun untuk mengurangi impor LPG 1 juta ton per tahun. Dengan begitu, tidak hanya mengurangi emisi karbon tetapi juga memperbaiki neraca perdagangan. 

Proyek itu juga diharapkan dapat memberi efek ganda, antara lain menarik investasi asing lainnya. Selain itu, penggunaan porsi TKDN dalam proyek tersebut dapat memberdayakan industri nasional dan penyerapan tenaga kerja lokal.  

 

 

Jalin Kerja Sama dengan ExxonMobi

Bukan hanya itu saja, Nicke juga bertemu dengan jajaran petinggi ExxonMobil. Pertemuan itu dilaksanakan untuk menjalin kerja sama antara Pertamina dan ExxonMobil dalam menjajaki teknologi Carbon Capture Utilization & Storage (CCSU). 

Teknologi tersebut berguna untuk mengurangi emisi karbon di proyek gasifikasi batu bara. Selain itu, teknologi tersebut mampu meningkatkan produksi hulu migas Pertamina melalui Co2 Enhance Oil and Gas Recovery.

"Rencana kerja sama dengan ExxonMoil sejalan dengan arahan Presiden Joko Widodo melalukan transformasi bisnis ke arah green economy yang berfokus pada energi baru dan terbarukan," ujar Nicke.

Dalam kerja sama tersebut, Pertamina dan ExxonMobil bakal melaksanakan kajian untuk mengembangkan dan menerapkan teknologi rendah karbon untuk mencapai net-zero. Hal itu sejalan dengan upaya mempromosikan global climate goals

Selain itu, kedua perusahaan bakal menggunakan teknologi CCS untuk pengaplikasikan proses inejksi Co2 ke dalam lapisan subsurface untuk diterapkan pada depleted reservoir di wilayah kerja Pertamina. Kerja sama itu juga bertujuan untuk mengkaji potensi skema hubs and cluster

Aplikasi teknologi itu juga dapat diterapkan pada produksi blue hydrogen dengan penangkapan karbon yang dikombinasikan teknologi CCS.  Aplikasi lainnya yang akan dikaji ialah CCUS, yaitu pemanfaatan CO2 yang akan diubah menjadi produk bernilai tambah yang penerapannya dilakukan di industri hulu dan hilir migas. 

Dalam kerja sama itu, Menteri BUMN Erick Thohir menyebut ada potensi kerja sama pengembangan riset dan teknologi migas untuk sektor hulu, hilir, dan energi terbarikan, maupun potensi lainnya. Dengan begitu, Pertamina tidak hanya bergerak untuk memastikan ketahanan energi.

Perusahaan pelat merah itu juga harus menjadi motor untuk menggerakkan industri enegri agar tetap mampu beroperasi optimal. Maka tak heran jika dia terus mendorong perusahaan tersebut bekerja sama dengan perusahaan internasional.

"Kami berharap kerja sama menjadi salah satu bagian dari momentum kebangkitan perekonomian nasional. Dengan memastikan tersedianya kebutuhan energi yang mandiri, kita berharap sektor makro dan mikro dapat terus tumbuh dan menjadi pilar perekonomian nasional," kata Erick. 

(Reporter: Muhammad Ridwan, Rinaldi Mohammad Azka & Finna U. Ulfah)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Anda harus login untuk mengomentari artikel ini

Total 0 Komentar

Kembali ke Atas
BIG MEDIA
Jalan K.H. Mas Mansyur No. 12AKaret Tengsin - Jakarta Pusat 10220
© Copyright 2024, Hak Cipta Dilindungi Undang - Undang.