Bisnis, JAKARTA — Laju pembiayaan untuk pembelian kendaraan bermotor oleh bank atau kredit kendaraan bermotor (KKB) bakal kembali melambat di paruh kedua tahun ini, terutama jika kondisi inflasi memburuk, suku bunga meningkat, dan ancaman resesi makin nyata.
Kendaraan bermotor pada dasarnya bukanlah kebutuhan pokok. Di saat terjadi tekanan daya beli akibat kenaikan inflasi, barang-barang bernilai tinggi seperti mobil dan rumah cenderung akan ditunda pembeliannya.
Sepanjang awal tahun ini, KKB sejatinya mulai membaik, seiring dengan kondisi ekonomi domestik yang secara umum terus bangkit. Hal ini tidak lain karena Indonesia sedang ketiban untung dari aktivitas ekspor, terutama karena naiknya harga komoditas andalan Indonesia, batu bara dan sawit.
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat penyaluran KKB mengalami kontraksi sebesar 6,3 persen secara tahunan (year-on-year/ YoY) sepanjang 2021, yakni dari Rp105,7 triliun menjadi Rp99,10 triliun. Namun, penyaluran KKB mulai naik 1,8 persen YoY per Maret 2022 dari Rp101,73 triliun menjadi Rp103,58 triliun.