Modal MPPA Makin Tebal, Persaingan Omnichannel Bakal Makin Ketat

Lippo Grup melalui Multipolar bersama dengan GoTo bakal menyuntikan dana segar melalui penambahan modal Matahari Putra Prima demi memperkuat bisnis omnichannel perseroan.

Tim Redaksi

5 Okt 2021 - 16.40
A-
A+
Modal MPPA Makin Tebal, Persaingan Omnichannel Bakal Makin Ketat

Gerai Hypermart Mall Bali Galeria, Kuta, buka lagi setelah direnovasi 2,5 bulan. - Bisnis/Feri Kristianto

Bisnis, JAKARTA - Peta persaingan bisnis ritel melalui omnichannel bakal makin ketat seiring makin maraknya aksi korporasi di sektor tersebut. Paling anyar, Grup Lippo melalui PT Multipolar Tbk. (MLPL) bersama GoTo siap menyuntikan tambahan modal untuk PT Matahari Putra Prima Tbk. (MPPA).

Elliot Dickson, CEO MPPA, menyebutkan penambahan modal itu bakal dilaksanakan melalui penerbitan saham baru yang dijadwalkan selesai dalam kuartal IV/2021. Dengan tambahan modal itu, kata Elliot, Hypermart akan menyediakan dana bagi perseroan untuk bertumbuh, mengeksekusi strategi ritel omnichannel-nya, dan memperkuat neraca keuangannya.

"Kami gembira bahwa perseroan melakukan peningkatan modal dan bersiap untuk mengeksekusi rencana-rencana kami sambil terus berinovasi bagi konsumen Indonesia,” ujar Elliot dalam siaran pers, Selasa (5/10/2021).

Berdasarkan data riset Nielsen, MPPA menguasai jaringan lebih dari 200 gerai di 72 kota, platform logistik dan distribusi nasional, serta pangsa pasar 25 persen di kategori supermarket dan hipermarket. Dengan modal tersebut, Hypermart berhasil menangkap peluang naiknya pola belanja e-grocery di masa pandemi, dengan penjualan daring meningkat lebih dari empat kali dibanding tahun lalu.

Perseroan pun mengklaim posisi Hypermart saat ini sebagai pemimpin ritel omnichannel di Indonesia. Hal tersebut pun mendorong optimisme perseroan untuk meriah peningkatan penjualan pada kuartal IV/2021.

Apalagi tren bisnis ritel mulai membaik seiring relaksasi kebijakan PPKM yang dilakukan pemerintah. Corporate Secretary MPPA Danny Kojongian menuturkan bahwa prospek ritel sampai dengan penghujung tahun ini diharapkan terus positif.

"Hal ini seiring dengan tingkat kasus Covid-19 yang semakin menurun, penerapan PPKM di berbagai wilayah yang juga sudah mulai turun tingkatnya, dan diharapkan akan semakin menurun Level PPKM-nya ke depan," jelasnya kepada Bisnis, Jumat (10/9/2021).

Pusat perbelanjaan seperti shopping mall pun sudah mulai beroperasi kembali dengan protokol kesehatan ketat dan aplikasi PeduliLindungi. Dengan begitu, semakin banyak konsumen yang dapat berbelanja langsung.

Di sisi lain MPPA juga terus menjalankan transformasi bisnis offline to online (O2O). Transformasi bisnis tersebut telah membawa perseroan mencatatkan pertumbuhan kinerja keuangan yang positif pada paruh pertama tahun ini.

Pada semester I/2021, perseroan mengantongi penjualan kotor lebih dari Rp2 triliun atau tumbuh 16,2% dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya. Tidak hanya itu, penjualan online perseroan juga tumbuh 21,3% jika dibandingkan dengan kuartal kedua 2020.

Meski begitu, perseroan masih mencatatkan rugi bersih pada semester I/2021 seperti tergambar dalam infografik berikut ini:

 

 

Persaingan Makin Sengit

Sebelumnya, Elliot mengungkapkan bahwa MPPA telah berada pada jalur transformasi O2O yang baik, serta diikuti dengan peningkatan omzet penjualan dan laba bruto yang stabil. 

“Kami yakin bahwa MPPA mampu bertransformasi menjadi salah satu pemain online groceries terbesar di Indonesia yang telah sukses bersinergi dengan berbagai Indonesian giant tech (GoMart, Tokopedia, GrabMart, Shopee, BliBli dan JD.ID),” tulis Elliot dalam keterbukaan informasi dikutip Selasa (3/8/2021).

Seperti disebutkan, perseroan pada tahun ini berencana untuk terus menggenjot kinerja perseroan dengan penawaran bisnis daring sebagai strategi O2O pada tahun ini dan kedepannya. Sepanjang tahun ini pun telah tercatat beberapa upaya perseroan menggenjot penjualan daring dengan melakukan kerja sama dengan berbagai platform online. Teranyar, MPPA kini memiliki 76 titik toko virtual dalam kemitraannya dengan Gojek.

Berdasarkan data tim riset Indo Premier Sekuritas, MPPA telah mendominasi bisnis 020 bagi segmen supermarket dan sejenisnya sebesar 27,1%. Menurut mereka, unit usaha Grup Lippo itu akan memperkuat bisnis dengan membuka lebih banyak Hyfresh.

Hyfresh merupakan toko yang lebih kecil dengan fokus penjualan barang segar. “Kami melihat MPPA akan lebih banyak membuka toko dengan format tersebut. 3 toko baru tahun ini dan 15 pada tahun depan,” tulis tim riset.

Selain itu, MPPA berencana untuk mengurangi banyak toko besar yang ada dan berfokus pada format yang berdiri sendiri. Tim riset meyakini toko berukuran lebih kecil juga akan memungkinkan MPPA menjadi lebih efisien dari segi biaya, terutama karena pencapaiannya lebih baik.

Meski begitu, jalan MPPA untuk mengusai bisnis ritel 020 tak akan mudah. Pasalnya, sejumlah emiten telah siap memperebutkan pasar yang sama.

Sebut saja, emiten e-commerce pendatang baru di Bursa Efek Indonesia, PT Bukalapak.com Tbk. (BUKA), yang selama ini telah mengedepankan posisinya sebagai pemimpin di bisnis O2O di Indonesia. Maklim saja, perseroan telah terjun ke bisnis 020 sejak 2017 dengan 2.870 sebagai permulaan dan mengalami pertumbuhan yang eksponensial.

Berdasarkan riset Nielsen ke 3.000 warung dan toko pulsa di 14 kota di Indonesia pada Juni 2021, menyimpulkan bahwa 14,8% yang terjun ke dalam skema bisnis 020. Sementara sisanya masih belum menggunakan platform tersebut.

 

 

Dari pasar yang kecil itu, Bukalapak mendominasi sebesar 42% melalui unit Mitra Bukalapak. Saat ini emiten berkode saham BUKA itu memiliki 8,5 juta mitra di bawah sayapnya. 

CEO Mitra Bukalapak Howard Gani mengatakan perseroan telah menjadi pemimpin pasar bagi bisnis 020. BUKA, lanjutnya, telah melakukan penetrasi ke 14 kota di Indonesia.

Meski telah memiliki 42% pangsa pasar dalam bisnis O2O, pihaknya menilai bisnis tersebut masih memiliki ceruk yang luas. Pasalnya, bisnis 020 baru terjamah sebesar 15% saja.

Gani mengatakan sampai dengan semester I/2021 total warung di bawah sayap perseroan mencapai 8,7 juta. Jumlah itu meningkat drastis bila dibandingkan dengan pencapaian akhir 2020 sebesar 7 juta.

Dia pun berharap mitra Bukalapak hingga akhir tahun dapat mencapai 10 juta,. “Semoga bisa tembus karena kami sedang ke arah sana. Kami yakin angka tersebut bisa tercapai,” katanya.

Selain itu, Howard menambahkan jika para kompetitor lain baru masuk ke bisnis 020. Maka itu, dia optimistis BUKA akan menjadi market leader karena telah terjun sejak 2017.

Di sisi lain, PT Global Digital Niaga atau Blibli.com baru saja mengakuisisi PT Supra Boga Lestari Tbk. (RANC) senilai Rp 2 triliun. Blibli telah menyelesaikan pengambilalihan dengan jumlah keseluruhan sebanyak 797,89 juta saham RANC atau sekitar 51 persen dari modal ditempatkan.

Blibli mengakuisisi kepemilikan dari 7 entitas pemegang saham RANC, yakni PT Wijaya Sumber Sejahtera, PT Prima Rasa Inti, PT Gunaprima Karyaperkasa, PT Ekaputri Mandiri, Dr. David Kusumodjojo, Suhamo Kusumodjojo, dan Harman Siswanto.

Pengambilalihan saham tersebut mengakibatkan perubahan pengendalian pada RANC. Saham-saham tersebut dibeli pada harga Rp2.550 per saham, sehingga total nilai transaksi pengambilalihan adalah sebesar Rp2,03 triliun.

E-commerce itu pun berharap akuisisi emiten pemilik Ranch Market Grup itu bisa mempercepat perkembangan omnichannel kedua perusahaan. "Sinergi kedua perusahaan yang didukung oleh kemampuan teknologi ini, diharapkan semakin mempercepat dan memperkuat solusi omnichannel kedua entitas,” ujar CEO & Co-Founder Blibli Kusumo Martanto pada pernyataan resmi, dikutip Sabtu (2/10/2021).

 


Saham MPPA Terkoreksi

Adapun pergerakan saham MPPA pada hari ini tak sebaik rencana penambahan modal oleh GoTo dan Grup Lippo. Pasalnya, saham perseroan justru bergerak turun sejak awal perdagangan hari ini, Selasa (5/10/2021).

Pada pukul 10.05 WIB, saham MPPA turun 5,56% atau 55 poin menjadi Rp935. Total transaksinya mencapai Rp27,4 miliar. Pada penutupan perdagangan hari ini, saham MPPA parkir di level Rp 925, turun 6,57% dibanding hari kemarin.Meski begitu, saham MPPA masih naik 790,48% sepanjang 2021.

Saham MLPL juga amblas 6,36% atau 35 poin menuju Rp515 pada akhir perdagangan. Meksi begitu, saham MLPL telah melesat 625,35% sepanjang tahun ini.

Adapun, MPPA dan MLPL terafiliasi dalam Grup Lippo. MLPL merupakan investor terkemuka dengan posisi strategis di titik temu sektor digital dan konsumen, termasuk investasi di lebih dari 40 perusahaan teknologi berbagai tahap di Indonesia dan regional. (Rinaldi Mohammad Azka, Hafiyyan, Ika Fatma Ramadhansari, Pandu Gumilar)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Editor: Febrina Ratna Iskana

Anda harus login untuk mengomentari artikel ini

Total 0 Komentar

Kembali ke Atas
BIG MEDIA
Jalan K.H. Mas Mansyur No. 12AKaret Tengsin - Jakarta Pusat 10220
© Copyright 2024, Hak Cipta Dilindungi Undang - Undang.