MTEL Paling Banyak Diobral Investor Asing

Pada akhir perdagangan Senin (22/11) Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat tipis 0,05% atau 3,12 poin ke level 6.723,39. Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia, sepanjang perdagangan IHSG bergerak pada rentang 6.691,99 hingga 6.754,11.

Bisnis Indonesia Resources Center

22 Nov 2021 - 17.23
A-
A+
MTEL Paling Banyak Diobral Investor Asing

Layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, beberapa waktu lalu. Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis, JAKARTA—Pada akhir perdagangan Senin (22/11) Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat tipis 0,05% atau 3,12 poin ke level 6.723,39. Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia, sepanjang perdagangan IHSG bergerak pada rentang 6.691,99 hingga 6.754,11.

Tercatat, sebanyak 228 saham hijau, 299 saham merah dan 143 saham diperdagangkan stagnan. Sektor kesehatan dan barang konsumen primer menguat paling tajam masing-masing sebesar 1,35% dan 0,84%.

Kapitalisasi pasar bursa di level Rp8.347,50 triliun dan investor asing terlihat membukukan aksi jual bersih di seluruh pasar mencapai Rp21,86 miliar. Saham emiten pendatang baru PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk. (MTEL) atau Mitratel menjadi yang paling banyak diobral asing dengan net sell hingga Rp173,68 miliar.

Menyusul di bawahnya, saham induk Mitratel yaitu PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk. (TLKM) yang juga dijual investor asing Rp92,60 miliar dan saham PT Bukalapak Tbk. (BUKA) yang mencatatkan net foreign sell R61,99 miliar.

Di sisi lain trio saham emiten bank BUMN, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI), PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) dan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. justru diborong investor asing dengan masing-masing net buy Rp119,51 miliar, Rp91,44 miliar dan Rp40,01 miliar. 

Sentimen yang membayangi IHSG datang dari kawasan Eropa, di mana kasus Covid-19 kembali melonjak puluhan kali lipat sehingga pemerintah di berbagai negara kembali mengambil tindakan tegas.

Austria menjadi sorotan dunia pasca memilih untuk kembali mengimplementasikan karantina wilayah (lockdown) berskala nasional. Sementara itu, Jerman memilih untuk membatasi mobilitas masyarakat yang belum divaksinasi.

Kekhawatiran akan kembali terjadinya lockdown berskala global juga berimbas pada pasar komoditas. Harga kontrak berjangka (futures) minyak mentah pun ambles ke level di bawah US$80/barel.

 

Sementara itu dari dalam negeri, pandemi Covid-19 terbilang sudah terkendali. Namun pemerintah mengantisipasi kembali terjadinya lonjakan di akhir tahun 2021.

Oleh karena itu pemerintah berencana akan kembali menerapkan PPKM level 3 di seluruh wilayah Indonesia mulai 24 Desember 2021 hingga 2 Januari 2022.

Indeks Bisnis-27

Indeks Bisnis-27 menutup perdagangan di teritori positif pada perdagangan Senin (22/11) seiring dengan penguatan IHSG.

Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia, Indeks Bisnis-27 menutup perdagangan dengan menguat 0,08% atau 0,41 poin menuju level 521,04. Sepanjang perdagangan indeks Bisnis-27 bergerak di rentang 517,55 hingga tertinggi di level 524,98.

Di antara 27 anggota konstituen indeks, sebanyak 13 saham terparkir di zona hijau alias menguat, 11 saham melemah dan 3 saham tidak bergerak dari posisi sebelumnya.

Dari 13 saham yang menguat, saham PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk. (AMRT) memimpin penguatan Indeks Bisnis-27 dengan terdongkrak sebesar 3,16% atau 40 poin ke level 1.305.

Menyusul di bawahnya saham PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. (WIKA) yang terpantau naik 2,32% atau 30 poin ke posisi 1.325. Selanjutnya saham PT Bank Negara Indonesia Tbk. (BBNI) yang juga naik 2,14% ke posisi 7.175.

Di sisi lain, 11 saham yang menahan laju penguatan indeks dipimpin oleh terkoreksinya saham PT Pakuwon Jati Tbk. (PWON) sebesar 2,70% atau 15 poin ke posisi 540. Selanjutnya saham PT Telkom Indonesia Tbk. (TLKM) juga tergerus sebesar 2,56% ke level 3.800.

Adapun tiga emiten saham yang ditutup stagnan adalah PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) di posisi 4.280, PT Chandra Asri Petrochemical Tbk. (TPIA) di level 7.175 dan PT Elang Mahkota Teknologi Tbk. (EMTK) di posisi 2.020.

Energi

Pada penutupan perdagangan Senin (22/11) indeks sektor energi berada di zona merah, turun ke level 1.039,98 atau melemah 0,14%.

Pelemahan sektoral dipimpin oleh PT Sumber Global Energy Tbk (SGER) yang  anjlok 6,94% ke level Rp1.340, Lalu saham PT Soechi Lines Tbk. (SOCI) ambles 6,19% ke level Rp212 dan saham PT Indo Straits Tbk (PTIS) drop 5,73% ke level Rp362.

Harga komoditas minyak dunia yang bergerak turun membuat sektor ini melanjutkan pelemahannya. Pada perdagangan pada pukul 15.15 WIB tercatat harga minyak jenis Brent turun 0,06% ke US$78,85/barel sementara pada minyak jenis WTI melemah 0,21% di US$75,78/barel.

Pelemahan tersebut terjadi  setelah Amerika Serikat berhasil menggalang kekuatan untuk menekan harga si emas hitam. Selain itu, AS juga dikabarkan siap melepas cadangan minyak strategis nasional (SPR).

Barang Konsumen Primer

Pada perdagangan Senin (22/11), indeks sektor barang konsumen primer menguat 0,84% di level 709,23.

Saham yang mendorong penguatan ialah PT Wahana Pronatural Tbk. (WAPO) melejit 16,19% ke level Rp244, Kemudian diikuti saham PT Jaya Agra Wattie Tbk. (JAWA) melesat 10,12% ke level Rp185 dan saham PT Falmaco Nonwoven Industri Tbk. (FLMC) naik 8,39% ke level Rp336.

Penguatan tersebut adanya sentimen positif dari pemerintah yang memperkirakan pertumbuhan ekonomi kuartal IV/2021 bisa mencapai 6% agar dapat mencapai pertumbuhan ekonomi sepanjang tahun 2021 sebesar 4%. Hal tersebut dilihat dari kondisi pandemi Covid-19 yang bisa tertangani, dan pada saat yang sama, beberapa indikator perekonomian mulai menunjukkan tanda-tanda positif.

Seperti beberapa indikator baik itu dari PMI yang sudah tumbuh positif, dan  Indeks Keyakinan Konsumen yang mulai meningkat. Sehingga membuat perkiraan pertumbuhan ekonomi tahun ini bisa tercapai 4%.

Barang Konsumen Non-Primer

Pada penutupan perdagangan Senin (22/11), indeks sektor barang konsumen non-primer melemah 0,51% ke level 869,70.

Pelemahan sektor ini dipimpin oleh saham PT Citra Putra Realty Tbk. (CLAY) yang ambles 6,84% ke level Rp885, diikuti saham PT Pioneerindo Gourmet International Tbk. (PTSP) drop 6,43% ke level Rp4.510 dan saham PT Selamat Sempurna Tbk. (SMSM) merosot 6,23% ke level Rp1.280.

Bank Indonesia (BI) memperkirakan tingkat inflasi pada November 2021 akan sebesar 0,31% secara bulanan (mtm). Hal tersebut dikarenakan harga pangan sampai angkutan udara menjadi pemicu utama.

Dengan perkembangan tersebut, perkiraan tingkat inflasi November 2021 secara tahun kalender yaitu sebesar 1,24% (ytd), dan secara tahunan sebesar 1,69% (yoy).

Penyumbang utama inflasi pada November 2021 sampai dengan minggu ketiga yaitu komoditas telur ayam ras sebesar 0,09% (mtm), minyak goreng sebesar 0,07% (mtm), dan cabai merah sebesar 0,05% (mtm).

Di sisi lain, beberapa komoditas mengalami deflasi antara lain tomat, bawang merah dan cabai rawit masing-masing sebesar -0,01% (mtm).

Kesehatan

Pada Senin (22/11) indeks sektor kesehatan menguat 1,35% ke level 1.440,52.

Penguatan sektor ini dipimpin oleh PT Soho Global Health Tbk. (SOHO) melejit 19,70% ke level Rp6.075, lalu diikuti PT Darya-Varia Laboratoria Tbk. (DVLA) melesat 10,20% ke level Rp2.700 dan PT Bundamedik Tbk. (BMHS) naik 6,51% ke level Rp900.

Sentimen positif dari Kementerian Perindustrian yang memproyeksikan industri farmasi masih akan terus bertumbuh di tengah tren penurunan kasus Covid-19 di Tanah Air.

Sebelumnya, industri kimia, farmasi, dan obat tradisional tumbuh signifikan pada kuartal III/2021 sebesar 9,71% yoy. Angka tersebut menjadikannya sebagai salah satu penopang kinerja manufaktur pada kuartal tersebut.

Selain itu, diperkirakan baik itu industri kimia, farmasi, dan obat tradisional masih akan terus tumbuh di masa depan. Proyeksi ini berdasarkan fakta kebutuhan obat di dalam negeri yang saat ini sudah dipenuhi oleh industri farmasi di dalam negeri.

Barang Baku

Indeks sektor barang baku pada penutupan perdagangan Senin (22/11) berada di zona hijau dengan penguatan 0,33% ke level 1.252,78.

Penguatan sektor ini didorong oleh saham PT Kedawung Setia Industrial Tbk. (KDSI) melejit 14,72% ke level Rp1.130. Diikuti saham PT Bumi Resources Minerals Tbk. (BRMS) melesat 11,71% ke level Rp124 dan saham PT Sriwahana Tbk. (SWAT) naik 4,49% ke level Rp163.

Sentimen positif dari harga timah dunia yang berhasil melesat didorong dari  pasokan timah dunia yang mulai ketat. Berdasarkan data perdagangan pada pukul 16.28 WIB harga timah dunia tercatat naik 0,26% ke US$38.530/ton.

Penguatan tersebut karena persediaan timah yang terus turun membuat pasokan semakin ketat. Diketahui, persediaan di gudang LME (London Stock Metal Exchange) per 18 November 2021 menyusut 61,64% dari Juni yang jadi level tertinggi menjadi 840 ton.

Dibandingkan tahun lalu, persediaan timah sudah turun 79,73% year-on-year (yoy).

Perindustrian

Pada penutupan perdagangan Senin (22/11), sektor perindustrian menguat 0,22% ke posisi 1.085,74.

Beberapa saham yang terpantau mengalami pelemahan ialah saham PT Kmi Wire and Cable Tbk (KBLI) naik 4,11% ke level Rp304. lalu PT Cahayaputra Asa Keramik Tbk. (CAKK) menguat 3,81% ke level Rp109 dan  PT Tanah laut Tbk. (INDX) tumbuh 2,83% ke level Rp109.

Sentimen positif dari belanja konsumen kelas menengah atas  yang melonjak pada kuartal IV-2021. Membuat penjualan barang-barang produk manufaktur, terutama barang tahan lama, dan properti meningkat signifikan dan diprediksi makin kencang pada sisa 2 bulan di penghujung 2021.

Lonjakan permintaan terjadi seiring kian aktifnya kegiatan dan mobilitas masyarakat, yang ditopang oleh keberhasilan pengendalian Covid dan vaksinasi masif. Sementara itu, kegairahan ekonomi kuartal IV tersebut memberikan optimisme terhadap pertumbuhan ekonomi tahun 2022.

Untuk itu, pemerintah harus menjaga ekspektasi masyarakat akan pemulihan ekonomi ke depan, sehingga kepercayaan konsumen terjaga, lewat pengendalian Covid secara konsisten.

 

Keuangan

Indeks sektor keuangan terpantau naik tipis 0,33% ke level 1.575,01 pada perdagangan Senin (22/11).

Saham yang menopang di antaranya PT Verena Multi Finance Tbk. (VRNA) meroket tajam 11,83% ke level Rp208, diikuti PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. (BBTN) menguat 3,62% ke Rp1.860 dan PT Bank Negara Indonesia Tbk. (BBNI) naik 2,14% ke level Rp7.175.

Saham-saham perbankan menguat setelah asing memborong BBTN mencapai Rp21,60 miliar, lalu BBNI dibeli asing hingga Rp40,01 miliar.

Saham bank digital semakin moncer setelah kabar terbaru datang dari PT Takjub Finansial Teknologi (Ajaib Group) yang mencaplok saham PT Bank Bumi Arta Tbk. (BNBA) sebesar 24% atau setara dengan Rp745 miliar pada Rabu (17/11).

Selain itu PT Akulaku Silvrr Indonesia (Akulaku) resmi menjadi pengendali BankNeo Commerce. Berdasarkan keterbukaan informasi yang disampaikan manajemen kepada BEI Akulaku resmi mengambil alih 24,98% saham BBYB.

 Properti dan Real Estat

Pada penutupan perdagangan Senin (22/11) indeks sektor properti dan real estat lesu dengan penurunan 0,83% ke level 854,75.

Pelamahan ini dipimpin oleh PT Perintis trinity Properti Tbk. (TRIN) ambles 5,76% ke level Rp262, lalu PT Kota Satu Properti Tbk. (SATU) menurun 4,12% ke level Rp93 dan PT Trimitra Prawara Goldland Tbk. (ATAP) jatuh 3,66% ke level Rp184.

Meskipun kinerja saham tergerus, tren pertumbuhan sektor properti yang terus meningkat saat ini perlu didukung oleh insentif pemerintah. Hal ini tentu dapat mendongkrak kinerja perusahaan.

Insentif pajak pertambahan nilai ditanggung pemerintah (PPN DTP) telah mendorong permintaan KPR cukup signifikan sampai kuartal III/2021. Potensi penambahan penyerapan PPN DPT mencapai Rp2,12 triliun.

Selain perpanjangan insentif PPN perumahan, REI (Real Estat Indonesia) mengusulkan program pengakuan PPN DPT diperhitungkan pada tanggal transaksi pembelian. Lalu, insentif tersebut juga diusulkan agar berlaku bagi rumah inden dan bukan hanya ready stock saja.

Teknologi

Kinerja sektor teknologi tergerus 0,73% ke level 9.425,95 pada Senin (22/11).

Saham e-commerce PT Bukalapak.com Tbk. (BUKA) memimpin pelemahan sebesar 5,59% ke level Rp675, diikuti PT Limas Indonesia Makmur Tbk. (LMAS) anjlok 5,32% ke level Rp89 dan PT Cashlez Worldwide Indonesia Tbk. (CASH) drop 2,78%. 

Saham PT Bukalapak.com TBk. (BUKA) kembali menjadi top losers setelah dijual asing mencapai Rp61,99 miliar pada Senin (22/11). Saham BUKA terus ambles dalam sepekan telah menurun 7,53% dan 8,16% dalan sebulan.

Dalam meningkatkan kinerja perusahaan PT Bukalapak.com Tbk. (BUKA) meraih pinjaman senilai Rp2 Triliun dari bank DBS Indonesia. Dalam keterangan resminya Bukalapak memperoleh pinjaman berupa uncomitted revolving short term loan facility dengan tenor selama 1 tahun hingga 12 November 2022.

Infrastruktur

Pergerakan indeks sektor infrastruktur tersungkur 1,16% ke level 980,03 pada perdagangan Senin (22/11).

Pemberat sektor ini yaitu PT Smartfren Telecom Tbk. (FREN) tersungkur 6,86% ke level Rp95, lalu PT Nusa Konstruksi Enjiniring Tbk. (DGIK) melemah 6,52% ke level Rp172 dan PT Telkom Indonesia (Persreo) Tbk. (TLKM) minus 2,56% ke level Rp3.800. 

Sub-sektor telekomunikasi kedatangan emiten tower baru atau PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk. (MTEL) yang resmi melantai pada Senin (22/11). Namun, MTEL menjadi salah satu pelemah setelah dijual asing Rp296,6 miliar dan TLKM net sell Rp95,5 miliar.  Penurunan harga MTEL disinyalir akibat oleh harga yang kurang atraktif.

Secara sentimen sektoral atau industri, MTEL masih prospektif karena bisnis menara tengah cemerlang. Diketahui, Mitratel merupakan perusahaan menara dengan jumlah tower terbanyak yaitu 28.000 lebih menara.

Transportasi dan Logistik

Indeks sektor transportasi dan logistik berada di zona merah dengan pelemahan 0,6% ke level 1.424,55 pada Senin (22/11).

Saham-saham yang jatuh di antaranya PT Temas Tbk. (TMAS) merosot 6,54% ke level Rp715, diikuti PT Batavia Prosperindo Trans Tbk. (BPTR) melorot 3,57% ke level Rp270 dan PT Weha Transportasi Tbk. (WEHA) menyusut 1,51% ke level Rp196.

Dalam upaya memulihkan sektor transportasi, upaya yang dilakukan pemerintah yaitu melakukan  perpanjangan insentif pajak dan restrukturisasi penyelesaian kredit. Selain itu, pada transportasi online, Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) juga akan terus melakukan pengawasan kemitraan.

Hal ini bertujuan agar tercipta kemitraan yang sehat dan berdampak positif pada perekonomian nasional. Jumlah pengawasan kemitraan yang dilakukan oleh KPPU telah cukup intensif.

Kemitraan antara penyedia jasa transportasi dengan mitra jasa transportasi kini menjadi perhatian karena menjadi penyerap jumlah tenaga kerja yang cukup besar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Editor: Aprilian Hermawan

Anda harus login untuk mengomentari artikel ini

Total 0 Komentar

Kembali ke Atas
BIG MEDIA
Jalan K.H. Mas Mansyur No. 12AKaret Tengsin - Jakarta Pusat 10220
© Copyright 2024, Hak Cipta Dilindungi Undang - Undang.